Selama dua tahun terakhir, Australia telah mengajukan permintaan formal ke China agar mereka diperbolehkan pergi.
Meski Wumaier bukan Warga Negara Australia, tetapi putranya diakui secara formal sebagai Warga Australia, berkat banding yang dilakukan Abdusalamu.
Baca Juga: Jepang Buka Suara Terkait Kondisi Umat Muslim Uighur di Xinjiang, Ini Katanya
Pada Februari, China mengungkapkan perkawinan mereka tak diakui oleh hukum negara itu, dan Wumaier ingin tetap bertahan di China.
Namun, tak lama setelah klaim yang diungkap oleh pejabat China di TV Australia tersebut, Abdusalamu memposting foto istri dan dan anaknya di Twitter.
Sang istri pun memperlihatkan tanda keinginannya yang disertai dengan waktu dia membuat foto tersebut.
Baca Juga: Muslim Uighur Dipaksa Makan Babi Setiap Hari Jumat saat Berada di Kamp Pendidikan Ulang Xinjiang
“Saya ingin pergi dan bersama dengan suami saya,” bunyi tulisan yang ada di dalam foto postingan Abdusalamu.
Akhirnya setelah bulan menunggu mereka menemukan kabar baik, bahwa Wumaier dan putranya diperbolehkan pergi dari China.
“Tiga bulan lalu kami menemukan bahwa mereka diperbolehkan untuk pergi,” ujar pengacara Michael Bradley kepada BBC.
Baca Juga: Buaya Milik Adolf Hitler yang Mati Tahun Ini Diawetkan dan Akan Dipamerkan di Museum Rusia
Abdusalamu pun mengaku bahagia dan berterima kasih kepada Kementerian Luar Negeri Australia, yang menurutnya telah melakukan pekerjaan luar biasa, juga kepada pengacaranya dan media.
“Saya tak menyangka hari ini akan datang, dan saya ingin berterima kasih kepada semua yang bekerja keras untuk mempertemukan kami,” tuturnya.
“Mimpi saya kepada sesama etnis Uighur adalah bisa bertemu lagi dengan keluarganya,” lanjut Abdusalamu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.