Kompas TV internasional kompas dunia

Inilah Keberhasilan Misi Ruang Angkasa Hayabusa2 Milik Jepang

Kompas.tv - 7 Desember 2020, 23:52 WIB
inilah-keberhasilan-misi-ruang-angkasa-hayabusa2-milik-jepang
Yuichi Tsuda, kiri, Manajer Proyek Hayabusa2 Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), and Hitoshi Kuninaka, Direktur Jenderal ISAS/JAXA (Sumber: JAXA via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo

 

TOKYO, KOMPAS TV – Kapsul kecil berisi sampel daratan asteroid yang dijatuhkan dari ketinggian 220,000 kilometer oleh pesawat ruang angkasa Hayabusa2 mendarat sesuai rencana di pedalaman Australia Minggu (06/12/2020).

Setelah pemeriksaan, sampel itu akan segera diterbangkan ke Jepang. Presisi super yang dibutuhkan untuk mensukseskan misi ini banyak membanggakan masyarakat Jepang.

Manajer proyek ini, Yuichi Tsuda dari Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang menyebut kapsul tersebut sebagai kotak harta karun.

Berikut ini penjelasan tentang prestasi misi luar angkasa Jepang seperti dikutip dari Associated Press.

Baca Juga: Pesawat Tanpa Awak "Hayabusa 2" Mendarat di Asteroid

APA MISI HAYABUSA2?

Diluncurkan 3 Desember 2014, pesawat luar angkasa tak berawak Hayabusa2 mendarat dua kali diatas asteroid Ryugu, yang berjarak lebih dari 300 juta kilometer dari Bumi.

Permukaan asteroid yang sangat berbatu itu memaksa komando misi tim untuk merevisi rencana pendaratan, yang akhirnya Hayabusa2 berhasil mendarat dan mengambil sampel serta data.

Hayabusa2 mengorbit di atas asteroid Ryugu selama 1½ tahun setelah berhasil tiba di asteroid itu pada Juni 2018.

Pada pendaratan pertama bulan Februari 2019, pesawat luar angkasa itu mengumpulkan sampel debu asteroid, sama seperti misi pesawat luar angkasa Osirir REx besutan NASA pada asteroid Bennu.

Setelah berhasil mendarat, Hayabusa2 membuat sebuah kawah dengan cara meledakkan daratan asteroid untuk kemudian mengambil sampel dari bawah tanah asteroid tersebut.

Hal itu adalah yang pertama dalam sejarah penjelajahan antariksa. Akhir 2019 Hayabusa2 meninggalkan asteroid Ryugu yang akhirnya berhasil kembali ke Bumi hari Minggu (06/12/2020) kemarin.

Jepang berharap bisa menggunakan di masa depan, keahlian dan teknologi yang digunakan dalam misi Hayabusa2, kemungkinan dalam misi pengambilan sampel tanah dari bulan planet Mars oleh wahana MMX pada 2024 nanti.

Wahana Luar Angkasa Hayabusa2 (Sumber: JAXA via AP)

Baca Juga: Kapsul Luar Angkasa Jepang Bawa Pulang Batu Alien, Ini Yang Bisa Dipelajari

KENAPA ASTEROID?

Asteroid mengitari matahari namun jauh lebih kecil dari planet. Mereka adalah satu dari sederet benda tertua di tata surya sehingga mungkin memiliki petunjuk tentang bagaimana Bumi berevolusi.

Para ilmuwan mengatakan, untuk mengetahui hal tersebut, mereka harus meneliti sampel dari salah satu benda tertua di tatasurya itu.

Ryugu dalam bahasa Jepang artinya adalah “Istana Naga,”, nama sebuah istana di bawah laut dari kisah legenda Jepang.

Penelitian Jepang atas asteroid mungkin dapat menyumbang dalam pengembangan sumber daya dan pencarian jalan untuk melindungi Bumi dari tabrakan dengan meteorit besar, tutur Hitoshi Kuninaka, wakil presiden JAXA seperti dilaporkan Associated Press.

Foto Asteroid Ryugu yang diambil wahana luar angkasa Hayabusa2 milik Jepang (Sumber: JAXA via AP)

APA ISI KAPSUL YANG BERHASIL MENDARAT?

Kapsul berbentuk wajan itu berukuran diameter 40cm, berisi sampel tanah yang diambil di dua lokasi berbeda dari asteroid Ryugu. Diperkirakan beberapa unsur gas akan berada dalam sampel tersebut.

Analisa dan ekstraksi gas rencananya akan dilaksanakan pada pemeriksaan awal di sebuah laboratorium di Australia, tempat mendaratnya kapsul Hayabusa2.

Kapsul dan isinya rencananya akan kembali ke Jepang Selasa (08/12/2020) nanti dan akan dibawa ke pusat penelitian JAXA di Sagamihara, dekat ibukota Tokyo.

Kapsul Hayabusa2 yang berisi sampel asteroid Ryugu setelah mendarat di pedalaman Australia (Sumber: JAXA via AP)

APA YANG BISA DIPEROLEH DARI SAMPEL ASTEROID?

Ilmuwan mengatakan, sampel terutama yang berasal dari bawah tanah asteroid, memiliki data berusia 4.6 miliar tahun yang tidak terpengaruh radiasi tata surya dan berbagai faktor lingkungan lain.

Peneliti dilaporkan sangat tertarik mempelajari materi organik di dalam sampel tersebut untuk mempelajari bagaimana materi itu bisa berkelana di tata surya, dan bilamana atau bagaimana isi sampel itu terkait dengan kehidupan di Bumi.

Presiden JAXA Hiroshi Yamakawa mengatakan, dia yakin hasil analisa sampel dapat membantu menjelaskan asal mula tata suraya dan bagaimana air membantu membawa kehidupan di Bumi.

Sampel yang dibawa dari Ryugu juga dapat menjelaskan sejarah tumbukan maupun sejarah suhu dari sampel itu.

Setelah satu tahun, sebagian sampel akan dibagi ke NASA dan ilmuwan internasional lain. Sekitar 40% dari sampel akan disimpan untuk penelitian di masa depan.

Manajer misi JAXA Makoto Yoshikawa mengatakan, hanya 0.1 gram sampel asteroid cukup untuk melaksanakan riset, walau Makoto mengatakan, kalo lebih dari 0.1 gram tentu akan lebih baik.

Kapsul Hayabusa2 berisi sampel bawah permukaan asteroid Ryugu (Sumber: JAXA via AP)

KENAPA HAYABUSA HEBOH DI JEPANG?

Hayabusa2 adalah penerus misi Hayabusa yang diluncurkan Jepang tahun 2003. Setelah serangkaian kegagalan teknis, Hayabusa membawa pulang sampel dari asteroid lain, Itokawa, pada tahun 2010.

Wahana luar angkasa itu terbakar dan gagal masuk kembali ke bumi namun kapsul berisi sampelnya berhasil mendarat.

Banyak orang Jepang kagum atas kembalinya wahana Hayabusa pertama, yang dipandang sebagai keajaiban melihat berbagai kesulitan yang dialami wahana tersebut. Misi JAXA berikutnya ke Venus dan Mars juga gagal.

Tim Hayabusa2 kemudian menggunakan seluruh pelajaran penting dari kegagalan-kegagalan sebelumnya untuk mencapai kesuksesan yang 100 kali lebih baik dari sempurna. Beberapa orang yang menyaksikan menitikkan airmata haru saat melihat kapsul itu masuk ke atmosfir lalu terbakar menjadi bola api.

Kapsul Hayabusa2 saat memasuki atmosfir Bumi di atas pedalaman Australia (Sumber: JAXA via AP)

APA KELANJUTANNYA?

Setelah sekitar satu jam setelah melepaskan kapsul pada ketinggian 220,000 kilometer dari Bumi, Hayabusa2 kembali merantau ke asteroid yang lebih kecil bernama 1998KY26 untuk mengerjakan misi yang lain.

Pengembaraan kali ini akan memakan waktu 11 tahun waktu Bumi hanya untuk satu kali jalan, dengan misi mempelajari kemungkinan cara dan jalan untuk mencegah meteorit besar menabrak Bumi.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x