Baca Juga: Inggris Tunjuk Menteri Vaksin Untuk Kawal Penyuntikan Vaksin Covid-19
“Nyaris seumur hidup saya di Eritrea dilalui perang. Selama 30 tahun negaranya saya terkunci dengan perang kemerdekaan. Saya ingat sekali tentang perperangan itu. Tidak ada tenaga, dan kami hanya memiliki sedikit makanan,” tambahnya.
Omer pun menyesalkan peperangan di Eitrea yang membuatnya harus menjadi pengungsi. Padahal dia bercita-cita untuk menjadi pemain sepak boa atau politisi di negaranya.
“Saya percaya Eritrea seharunya bisa menjadi bintang terang di Afrika, tetapi negara saya dikhianati oleh ssok yang katanya berjuang untuk kemerdekaan,” tuturnya.
Baca Juga: Biden Menang, Bagaimana Nasib Para Tahanan Guantanamo?
“Kini Eritrea menjadi salah satu negara yang memproduksi pegungsi per kapita,” tambahnya.
Omer kemudian sempat hengkang ke Sudan. Setelah lima tahun di sana, Omer pun memilih untuk mengungsi ke Selandia Baru.
Dia memilih negara di Kawasan Oceania tersebut karena mendengar Selandia Baru sebagai negara terdamai di seluruh dunia.
Baca Juga: Presiden Belarusia Alexander Lukashenko Mulai Berpikir untuk Mundur, Pihak Oposisi Curiga
Omer pun berterima kasih kepada gerakan serikat buruh yang membuatnya bisa terlibat di politik dan bisa menjadi anggota parlemen.
Dia pun berjanji bakal berjuang untuk para pekerja dengan upah rendah dan juga para pengungsi.
“Kenyataannya, banyak orang yang tak seberuntung saya. Dunia harus berubah sehingga mereka tak dilukai dan digantikan. Saya merasakan dan melihat Anda. Saya akan berjuang di samping Anda,” tambahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.