NEW DELHI, KOMPAS.TV - Ribuan petani India yang menolak Undang-Undang Pertandian yang baru diizinkan melakukan unjuk rasa di Ibu Kota, New Delhi.
Pihak kepolisian sebelumnya menolak kedatangan para petani, sehingga menyebabkan terjadinya bentrokan di luar New Delhi.
Namun seperti dikutip dari Arab News, akhirnya pihak kepolisian memperbolehkan mereka masuk New Delhi, Jumat (27/11/2020) malam.
Baca Juga: Trump Kian Tersudut, Banding atas Hasil Pemilihan Presiden AS di Pennsylvania Ditolak
Mereka akan ditempatkan oleh polisi ke lokasi yag diperuntukan untuk melakukan unjuk rasa.
Para petani berunjuk rasa karena merasa UU pertanian yang baru akan mengurangi pendapatan mereka dan memberikan kekuasaan lebih banyak ke korporasi.
Selama dua bulan terakhir, serikat petani telah menolak UU pertanian yang telah diloloskan pada Semptember lalu.
Baca Juga: Cher Kawal Pemindahan Kaavan, Si Gajah Paling Kesepian Sedunia
Mereka bahkan berunjuk rasa di jalanan di Negara Bagian Punjab dan Haryana.
Mereka mengungkapkan UU pertanian itu akan menyebabkan pemerintah berhenti membeli biji-bijian dengan harga terjamin.
Menurut mereka hal itu akan membuat para petani dieksploitasi oleh perusahaan yang akan membeli hasil panen mereka.
Baca Juga: Viral Foto Polisi Prancis Hajar Pria Berkulit Hitam, Macron Kaget
Tetapi menurut Pemerintah India, UU pertanian tersebut diperlukan untuk mereformasi pertanian dengan memberikan petani kebebasan untuk memasarkan produk mereka.
Selain itu, hal tersebut juga akan meningkatkan produksi melalui investasi swasta.
Baca Juga: Baku Hantam di Parlemen Taiwan, Saling Timpuk Jeroan Babi
Para petani memulai pawai unjuk rasa mereka ke Ibu Kota sejak Kamis (26/11/2020) untuk menekan Pemeritahan Perdana Menteri Narendra Modi untuk menghapus UU pertanian tersebut.
Namun, para petani yang datang menggunakan tractor dan mobil, dihadang oleh sejumlah personel polisi dengan peralatan anti kerusuhan di perbatasan antara New Delhi dan Haryana.
Kerusuhan pun kemudian terjadi setelah para pengunjuk rasa diserang oleh polisi dengan gar air mata, Meriam air dan dipukul dengan baton.
Baca Juga: Ahli Nuklir Iran Dihabisi, Israel Menolak Berkomentar
Para petani itu kemudian menggunakan traktor untuk membersihkan tembok beton, truk dan kontainer yang diparkir polisi di jalan menuju Ibu Kota.
“Kami akan terus berjuang untuk hak kami. Kami tak akan berhenti hingga mencapai Ibu Kota dan memaksa pemerintah untuk menghapus hukum hitam ini,” ujar pemimpin petani, Majhinder Singh Dhaliwal.
Ketua Pemerintahan Punjab, Amarinder Singh meminta pemerintah federal untuk melakukan pembicaraan dengan pemimpin unjuk rasa.
Baca Juga: Menantu Erdogan Putuskan Mundur dari Jabatan Wakil Kepala Dana Kekayaan Turki
Banyak petani itu memang berasal dari Punjab, salah satu kota pertanian terbesar di India.
“Suara petani tak bisa diberangus begitu saja,” tulis Singh di Twitter. Saat ini negosiasi antara kedua belah pihak belum menemukan jalan keluar.
Pihak petani menegaskan mereka akan terus melakukan unjuk rasa hingga pemerintah menghapuskan UU pertanian tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.