Namun foto dari Ibu Suri Thailand tidak mereka sentuh. Selama beberapa bulan terakhir, Thailand dilanda demonstrasi besar yang meminta perubahan konstitusional.
Mereka juga meminta agar Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mundur dari jabatannya dan adanya pembatasan kekuasaan Monarki.
Pada Selasa (17/11/2020), bentrokan besar terjadi antara para demonstran dan pihak kepolisian.
Dikabarkan setidaknya 40 orang mengalami cedera, setelah para demonstran menembakkan bom gas dan sejumlah cat kepada polisi.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Raja Malaysia Batalkan Pemilu Sabah
Pihak kepolisian kemudian membalasanya dengan tembakan air serta gas air mata.
Sebelumnya, pihak parlemen sempat berdebat terkaitr perubahan konstitusi termasuk membicarakan proposal yang diajukan oleh grup sipil Dialog Internet dan Reformasi Hukum.
Proposal tersebut mendapat dukungan dari pihak demonstran. Proposal itu berisi meminta pemeintahan yang transparan dan demokratis.
Baca Juga: Luhut Temui Trump, Bawa Pulang Pendanaan Rp 10,5 Triliun untuk Indonesia
Selain itu juga dilakukan reformasi bahwa hanya pihak terpilih yang bisa menjadi Perdana Menteri.
Saat ini, Thailand menganut sistem di parlemen yang bisa menominasikan bukan calon terpilih sebagai Perdana Menteri.
Namun, proposal itu kemudian ditolak dan membuat unjuk rasa semakin masif terjadi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.