WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pendukung petahana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan unjuk rasa di Washington, Sabtu (15/11/2020) waktu setempat.
Mereka memberikan dukungan terkait klaim Trump mengenai adanya kecurangan pada pemilihan Presiden AS.
Seperti dikutip Associated Press, Pada malam harinya demonstran pendukung Trump dan penentang Trump bentrok di jalan-jalan Ibu Kota.
Baca Juga: Sungguh Malang! Bayi 2 Bulan di Texas Tewas Usai Dinyatakan Positif Heroin
Dari video yang diposting di media sosial, terlihat adanya perkelahian. Washington Post mengungkapkan, sorenya kepolisian telah menangkap setidaknya 10 orang.
Empat di antaranya ditangkap dengan tuduhan kepemilikan senjata api. Para pendukung Trump menegaskan bahwa sang petahana yang menang, meski bertentangan dengan kenyataannya.
Hal itu terlihat dari apa yang mereka teriakan. “AS, AS, empat tahun lagi,” ujar mereka menunjukkan ketidakpuasannya sembari mengibarkan bendera Amerika.
Baca Juga: Hasil Final : Joe Biden Menang 306 Suara Elektoral, dan Trump Kalah Dengan 232 Suara Elektoral
Salah satu pembicara dalam unjuk rasa itu adalah anggota partai Republik Georgia yang baru terpilih sebagai anggota DPR AS, Marjorie Taylor Greene.
Dia mengungkapkan pandangan rasis dan dukungan untuk terri konspirasi QAnon, mendesak orang-orang untuk berbaris damai menuju Mahkama Agung.
Anggota grup neo-fasis Proud Boys ikut serta dalam unjuk rasa tersebut. Proud Boys merupakan grup yang selalu terlibat perkelahian dengan anggota politik lawan.
Meski pada siang hari berjalan dengan damai, saat malam tiba perkelahian dan pengrusakan terjadi di sejumlah tempat.
Baca Juga: Ciptakan Aplikasi Anti Cyberbullying, Remaja Ini Raih Penghargaan
Salah satunya di sekitar Plaza Black Lives Matters, tempat dimana sejumlah demonstran penentang Trump berkumpul.
Dalam pola yang terus berulang, para pendukung Trump yang mendekati daerah itu dilecehkan, disiram dengan air, topi MAGA dan bendera pro-Trump mereka dirampas dan dibakar.
Kepolisian sendiri menutup Sebagian besar pusat kota sebagai langkah persiapan jika terjadi demonstrasi dan bentrokan atas hasil pemilihan Presiden AS.
Baca Juga: Penampakan Mengejutkan Lewat Satelit, Kim Jong-Un Ternyata Tengah Menambang Uranium
Kebetulan banyak toko dan kantor telah ditutup sejak hari pemilihan. Direktur Badan Manajemen Darurat dan Keamanan Dalam Negeri, Chris Rodriguez mengatakan polisi memiliki pengalaman menjaga perdamaian.
Pada hasil final Pemilihan Presiden AS, Trump memiliki perolehan electoral vote sebanyak 232, sedangkan sang lawan Joe Biden memiliki electoral vote 306.
Dengan begitu, Biden dipastikan sebagai Presiden AS untuk empat tahun ke depan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.