RAMALLAH, KOMPAS.TV - Pemerintah Palestina berharap Joe Biden bisa mengalahkan Donald Trump pada Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).
Pemerintah Palestina percaya kepemimpinan Biden mampu mengembalikan hubungan mereka dengan AS, setelah memburuk di era Trump.
Pada masa kepemimpinan Trump, hubungan AS dan Palestina berada pada titik nadir seusai perjanjian Oslo antara Palestina dan Israel di Gedung Putih pada 1993.
Baca Juga: Donald Trump Akan Tinggalkan AS Jika Kalah dan Sebut Joe Biden yang Terburuk Sepanjang Sejarah
Sejak menjadi Presiden AS pada 2017, Trump kerap membuat keputusan yang merugikan Palestina.
Bahkan presiden berusia 74 tahun tersebut mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Palestina.
Dia bahkan memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Selain itu Trump menghentikan pembiayaan UNRWA.
Baca Juga: Amerika Serikat Berencana Kembali Temui Perwakilan Korea Utara, Kapan?
Dia juga mengajukan perdamaian Timur Tengah yang tak mengakui solusi dua negara.
Bahkan mendukung aneksasi Israel pada 30 persen wilayah di Tepi Barat.
Hal itu membuat Palestina merasa Biden akan lebih baik ketimbang Trump.
Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh berharap dengan terpilihnya Biden maka hubungan kedua negara kembali membaik.
Baca Juga: Remdesivir, Obat yang Digunakan Donald Trump Ternyata Tak Ampuh untuk Covid-19
“Saya pikir jika ada perubahan di AS, maka secara langsung akan memberikan dampak pada hubungan Palestina-Israel serta Palestina AS,” katanya dikutip dari Al-Monitor.
“Hasil dari pemilihan Presiden AS aan memberikan dampak serius bagi kami dan pada proses perdamaian, begitu juga dengan peranan Eropa pada masa depan di Timur Tengah,” tambah Shtayyeh.
Namun Anggota Dewan Pusat PLO, Nabil Amr ragu terpilihnya Biden akan memberikan perubahan besar bagi Palestina.
Baca Juga: Guru Dipenggal Seusai Bahas Karikatur Nabi Muhammad, Presiden Prancis: Ini Serangan Teroris
Menurutnya dampak dari terpilihnya Biden hanya akan memperbaiki hubungan antara Palestina dan AS.
Apalagi, menurutnya Biden hanya menjanjikan kepada Palestina bahwa situasi akan kembali sebelum Trump memimpin.
“Akan ada perubahan pada hubungan bilateral Palestina dan AS, tetapi tidak untuk perjanjian politik, peluncuran program dan negosiasi yang akan memuaskan Palestina,” katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.