WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, dia mungkin sudah tak menularkan virus corona lagi. Namun para ahli mengatakan, hal ini tidak mungkin diketahui dalam waktu satu minggu setelah dia dinyatakan positif Covid-19.
Dalam wawancara lewat telepon dengan Fox Business, Trump mengatakan, "Saya pikir saya lebih baik langsung saja. Saya sangat ingin melakukan rapat umum malam ini. Saya rasa saya sama sekali tidak menular," ujarnya.
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC), sebagian besar penderita COVID-19 menyelesaikan masa isolasi sekitar 10 hari setelah pertama kali mengalami gejala.
Baca Juga: Trump Terinfeksi Covid-19, Nasib Debat Capres Jadi Tak Menentu
Namun batasan 10 hari bisa digunakan jika gejala yang mereka alami semakin membaik. Indikasi kondisi yang membaik bisa dilihat jika mereka tidak mengalami demam selama 24 jam tanpa bantuan obat penurun panas.
Namun tidak ada cara yang bisa mengetahui dengan pasti, kapan seseorang tak lagi menular, segera setelah mereka baru saja pulih dari sakit.
“Pada titik ini tidak ada tes diagnostik yang bisa menunjukkan, apakah orang yang telah terinfeksi akan tetap menularkan,” kata Dr. Benjamin Pinsky, yang memimpin laboratorium virologi Universitas Stanford.
Menurut tim medis Trump, dia menyelesaikan perawatan COVID-19 pada hari Kamis dan tubuhnya telah merespons pengobatan dengan sangat baik. Sebelum hari Kamis, Trump masih menggunakan deksametason, yaitu steroid yang dapat menurunkan demam.
Dokter Gedung Putih Sean Conley mengatakan, Sabtu (11/9/2020) adalah hari ke-10 setelah Trump didiagnosis positif pada 1 Oktober. Tim dokter kepresidenan tengah mengantisipasi bahwa presiden akan kembali datang ke acara publik pada saat itu.
Para pembantu Trump sedang mempertimbangkan opsi perjalanan untuk presiden, termasuk perjalanan untuk acara-acara kecil pada minggu depan.
Baca Juga: Pulang Dari Rumah Sakit, Trump Sudah Mulai Bekerja di Ruang Oval
Sejak kembali ke Gedung Putih pada Senin malam, hanya beberapa staf - yang sudah bertemu dengan Trump. Dokter kepresidenan belum melakukan konferensi pers sejak Trump meninggalkan rumah sakit. Mereka hanya mengeluarkan pernyataan dengan beberapa informasi terbatas.
"Kami yang mengamati dari luar hanya memperhatikan isyarat, saya bahkan menyebutnya sebagai petunjuk tentang kesehatan Trump, dan kapan dia kemungkinan tidak menular lagi, kata Dr. William Schaffner, spesialis penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center.
Awal pekan ini, tim dokter kepresidenan mengatakan akan bekerja sama dengan fasilitas penelitian medis militer untuk melakukan pengujian lanjutan. Pengujian ini akan menentukan kapan presiden tidak lagi menularkan Covid-19.
Namun hingga kini, mereka belum merilis rincian tentang hasil tesnya, termasuk kapan terakhir kali Trump melakukan tes.
Dr. Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di pemerintah mengatakan, harus dilakukan dua tes PCR dalam selang waktu 24 jam. Hasil dari kedua tes ini akan menjadi faktor kunci untuk menentukan apakah seseorang masih menularkan Covid-19 atau tidak.
Baca Juga: Trump Tak Alami Gejala Covid-19 Dalam 24 Jam Terakhir
“Jadi jika presiden telah mengalami 10 hari tanpa gejala, dan telah dilakukan tes (dengan hasil negatif), maka berdasarkan ilmu pengetahuan, Anda dapat membuat asumsi bahwa dia tidak terinfeksi virus lagi,” kata Fauci, Kamis di MSNBC.
Menurut Dr. William Morice dari Mayo Clinic, tes laboratorium yang sensitif seperti tes PCR, akan mendeteksi virus dari sampel yang diusapkan di hidung dan tenggorokan.
“Dengan menggunakan metode ini, tim dokter kepresidenan dapat mengukur dan melacak jumlah virus dalam sampel yang diambil dari waktu ke waktu,” ujar Morice seperti dilansir dari the Associated Press.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.