Kompas TV internasional kompas dunia

Jelang Debat Perdana Presiden AS: Berikut Lima Pertanyaan yang Bikin Penasaran

Kompas.tv - 29 September 2020, 17:52 WIB
jelang-debat-perdana-presiden-as-berikut-lima-pertanyaan-yang-bikin-penasaran
Joe Biden (kiri) dan Donald Trump akan bertemu pada debat perdana capres AS, Selasa (29/9/2020) malam. (Sumber: AFP)
Penulis : Tussie Ayu

NEW YORK, KOMPAS.TV - Presiden Donald Trump dan penantangnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, akan bertemu di panggung debat untuk pertama kalinya pada Selasa malam (29/9/2020) di Cleveland.

Jutaan pemilih akan mendapatkan kesempatan untuk membandingkan kebijakan dan kepribadian kandidat di televisi nasional selama 90 menit, untuk pertama kalinya.

Debat ini berlangsung hanya lima minggu sebelum hari pemilihan, dan pemungutan suara awal sudah berlangsung di beberapa negara bagian.

Berikut adalah beberapa pertanyaan terbesar menjelang debat, seperti dilansir dari Associated Press:

BAGAIMANA POLA BERTAHAN TRUMP?

Banyak pertanyaan dan permasalahan yang menunggu untuk dijawab oleh Trump.

Lebih dari 200.000 orang Amerika tewas karena COVID-19 di bawah masa kepemimpinan Trump dan jumlah ini adalah yang tertinggi di dunia. Puluhan juta orang masih menganggur. Perpecahan budaya dan politik negara semakin melebar.

Dan jangan lupakan kasus yang diungkap the New York Times akhir pekan lalu, bahwa betapa sedikitnya pajak penghasilan yang dibayar Trump dalam beberapa tahun terakhir.

Moderator Chris Wallace dari Fox News dan Biden pasti akan menyerang Trump tentang fakta-fakta itu.

Trump tampaknya menikmati pertarungan tangan kosong ini. Sejarah menunjukkan, fakta dan kode etik tidak akan mencegahnya untuk mengatakan apa pun yang dia inginkan untuk mengubah topik pembicaraan.

Dia bisa mengalihkan pembicaraan ke masalah yang lebih bersahabat dengannya. Atau dia bisa menyerang balik, dengan menyorot pada masalah kesehatan dan mental Biden, atau menyerang ke masalah keluarga Biden.
 

Taktik menyerang pribadi semacam itu berhasil dilakukan Trump empat tahun lalu. Namun masihkah dia menggunakan cara-cara ini untuk bertahan dari serangan? Dan masihkan publik AS menerima cara-cara seperti ini?

BAGAIMANA RESPON BIDEN?

Sulit untuk menangkap pesan kampanye Trump selama ini. Tapi satu hal yang bisa diingat adalah, serangkaian serangannya kepada Biden: bahwa Biden yang berusia 77 tahun (Trump memberi julukan kepadanya “Sleepy Joe”), adalah orang yang tidak sehat secara fisik dan mental untuk menjadi presiden.

Karena itu, hal terpenting yang harus dibuktikan Biden pada hari ini adalah untuk meyakinkan rakyat Amerika, bahwa dia pantas menjadi Presiden.

Biden sendiri adalah politisi kawakan AS. Dia telah aktif sebagai politisi setidaknya selama setengah abad. Biden adalah pendebat yang jauh lebih berpengalaman daripada Trump, dan dia memiliki pemahaman yang lebih baik daripada Trump tentang isu dalam dan luar negeri. Di atas kertas, sebenarnya Biden lebih unggul.

Namun demikian, penampilan Biden dalam debat seringkali dinilai masih belum stabil. Karena itu, Partai Demokrat tampaknya belum bisa berongkang-ongkang kaki menyaksikan bagaimana Biden merespon tudingan Trump pada debat perdana.

SIAPA YANG PALING MENARIK MINAT PARA PEMILIH DI ATAS PANGGUNG DEBAT?

Trump dan sekutunya dari Partai Republik telah mencoba menuding Biden sebagai seorang sosialis. Sedangkan Biden dan sekutunya telah menyebut Trump sebagai seorang rasis.

Pada hari ini, setiap kandidat akan memiliki kesempatan berdebat untuk memperlihatkan kebijakan dan retorika yang mendasari setiap argumen.

Biden yang berada dalam posisi sentral di partainya, telah membuat rencana untuk memperbesar peran pemerintah dalam perawatan kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Kebijakan semacam itu sebenarnya tidak sosialis, tetapi kebijakan ini akan membuat perubahan yang signifikan dan membutuhkan kenaikan pajak.

Trump memiliki pola mapan dalam menggunakan retorika rasis dan mendukung kebijakan yang secara tidak proporsional mendukung orang kulit putih.

Misalnya, Trump menggunakan kekuatannya untuk menindak pengunjuk rasa Black Lives Matter yang memperjuangkan hak-hak sipil. Trump menyebut mereka "teroris" dan memperingatkan bahwa massa yang kejam telah menyerang orang berkulit putih.

Diperkirakan, kepribadian kandidat akan lebih menarik perhatian pemilih daripada program dan kebijakan mereka.

BAGAIMANA BIDEN AKAN MENANGANI KLAIM PALSU TRUMP?

Menjelang debat, tim Biden telah menyarankannya untuk menghindari konfrontasi dengan Trump. Sebaliknya, Trump harus dilawan dengan fakta. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan Biden dari perangkap dan permainan kotor yang dibuat oleh Trump.

Biden dapat dengan mudah menghabiskan waktu selama 90 menit untuk mencoba menyangkal klaim Trump. Tidak diragukan lagi, kaum liberal ingin melihat Biden melakukan perlawanan kepada Trump setiap kali ada kesempatan.

Biden juga ingin terlihat sebagai sosok yang mampu membangkitkan AS dari kekacauan. Ia ingin memberikan alternatif bagi para pemilih, bahwa dia bisa membawa AS untuk melewati masa kepemimpinan Trump yang memecah belah masyarakat.

Namun hal itu dipastikan tidak akan mudah bagi Biden. Sulit untuk menghadapi Trump secara langsung. Mantan bintang reality show di TV itu jelas merasa nyaman di depan kamera. Dan dia bisa mengatakan apa pun yang dia inginkan, terlepas itu fakta atau bukan.

SIAPA YANG PALING MENGHARGAI DEMOKRASI?

Trump telah berulang kali berusaha untuk merusak reputasi pemilu yang jujur dan adil. Dia menebar kekhawatiran dengan membuat tudingan tak berdasar tentang adanya penipuan dalam pemilu.

Tudingan Trump ini tidak didukung oleh fakta, tetapi banyak pendukung yang mempercayainya. Kita nanti akan melihat, bagaimana Biden akan menyerang balik tudingan ini.

Faktanya, ada kekhawatiran yang masuk akal tentang kapasitas layanan pos untuk menangani lonjakan pengiriman surat suara. Saat ini masyarakat ingin perpartisipasi dalam pemilu dengan cara seaman mungkin di tengah pandemi, karena itu banyak yang akan mengirimkan surat suara melalui pos.

Tetapi para ahli telah menegaskan, tidak ada bukti kecurangan dilakukan dalam pemilu, dan sangat kecil kemungkinan terjadinya kecurangan dalam pemilu 2020.

Namun, suara para ahli tidak akan terdengar keras, seperti apa yang akan kita saksikan pada debat perdana hari ini. Kita akan melihat, siapa yang paling keras suaranya dalam mendukung demokrasi.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x