KOMPAS.TV – Asupan nutrisi bayi baru lahir sampai usia 6 bulan pertama sejak lahir masih terbatas dari Air Susu Ibu (ASI). Agar lebih optimal, Bunda sebaiknya memberikan ASI hingga anak berusia 2 tahun dengan tambahan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Bagi bayi, ASI dapat menutrisi dan meningkatkan daya tahan tubuh, perkembangan otak, hingga jalinan kasih sayang antara bayi dan ibu. Tidak hanya mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi, ASI juga bermanfaat untuk ibu.
Memberikan ASI bisa mengurangi pendarahan, menekan risiko anemia, serta bisa menurunkan berat badan seperti masa sebelum hamil dan melahirkan.
Sayangnya, ada banyak hambatan yang harus dihadapi para busui saat memberikan ASI. Salah satu fenomena yang umum terjadi pada saat awal menyusui adalah tidak keluarnya air susu.
Kondisi tersebut tentunya akan membuat ibu khawatir dan kebingungan. Ada banyak faktor penyebab ASI sulit untuk keluar. Simak, yuk!
Penyebab ASI Tidak Keluar
Hormon prolaktin dan oksitosin merupakan jenis hormon yang berpengaruh pada ASI. Saat bayi menghisap puting, payudara akan merangsang otak untuk melepaskan hormon prolaktin. Hormon ini secara alami akan ada di tubuh wanita saat mendekati persalinan dan pasca melahirkan.
Selain hormon prolaktin, wanita juga memproduksi hormon oksitosin untuk membuat payudara mengeluarkan ASI dengan mudah. Cara kerjanya mirip seperti hormon prolaktin yang keluar saat bayi menyusu kepada ibunya.
Selain saat menyusu, hormon oksitosin dapat keluar saat ibu berinteraksi dengan bayinya seperti mencium, menyentuh, atau mendengar bayi menangis.
Namun, stres, kelelahan, penyakit, rasa takut dan malu, gaya hidup, hingga kebiasaan merokok dapat mengganggu stabilitas dua hormon tersebut sehingga menyebabkan ASI sulit diproduksi.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kondisi psikologis dari ibu juga dapat mempengaruhi produksi hormon prolaktin dan oksitosin.
Wanita yang mempunyai masalah psikologis pasca melahirkan akan membuat kinerja hormon prolaktin dan oksitoksin terganggu. Akibatnya, ASI akan sulit keluar dengan lancar.
Bagi para ibu baru yang sedang mengalami kondisi ini sebetulnya tidak perlu panik atau cemas. Pasalnya, bayi masih mempunyai cadangan makanan 3–5 hari dari lemak sisa dalam kandungan.
Namun, kondisi tersebut sebaiknya tidak dibiarkan terlalu lama karena bayi memerlukan nutrisi dari ASI. Untuk menstimulasi ASI, ada berbagai cara yang bisa dilakukan sendiri di rumah.
Baca Juga: Air Susu Ibu Diubah Jadi Perhiasan Cantik
Tips Memperlancar ASI
1. Meningkatkan frekuensi memerah ASI
ASI yang tidak keluar bukan berarti Bunda langsung berhenti memerah susu. Usahakan Anda tetap memerah, bahkan meningkatkan frekuensinya. Aktivitas memerah diperlukan busui untuk merangsang payudara agar mengeluarkan ASI dan mengurangi risiko pembengkakan. Buatlah jadwal rutin untuk memerah susu secara mandiri, baik dengan tangan ataupun alat.
2. Memerah saat memberikan ASI
Banyak ibu yang membiarkan salah satu sisi payudara saat bayi sedang menyusu. Untuk merangsang air susu keluar lebih banyak, cobalah perah payudara lain yang sedang tidak digunakan untuk menyusui.
3. Melakukan pijat payudara
Saat ibu dalam keadaan relaks, ASI diyakini dapat lebih banyak dan mudah keluar. Salah satu caranya yakni dengan memijat area laktasi, terutama payudara.
Melalui pijat laktasi, peredaran darah di area payudara akan lebih lancar, payudara terasa lebih kencang, dan mencegah mastitis. Nah, Anda dapat mencoba melakukan pijat payudara dengan tahapan berikut.
4. Melakukan teknik power pumping
Power pumping adalah teknik memompa ASI meniru frekuensi menyusu bayi yang sedang dalam masa pertumbuhan (growth spurt). Pada masa ini, biasanya bayi akan menyusui lebih banyak dan sering.
Teknik power pumping dipercaya akan merangsang produksi dan meningkatkan jumlah ASI perah. Untuk melakukan teknik ini sebaiknya pilih saat malam hari karena hormon prolaktin akan lebih tinggi dari biasanya. Yuk, ikuti caranya berikut ini.
5. Usahakan menyusui secara langsung
Salah satu cara alami yang efektif untuk merangsang ASI adalah melalui isapan bayi saat menyusu (direct breastfeeding). Karena itu, usahakan untuk lebih sering memberikan susu secara langsung.
Di sisi lain, memberikan ASI secara langsung atau diperah sama-sama memberikan nutrisi untuk bayi. Jadi, bila tidak memungkinkan menyusui secar DBF, Bunda tidak perlu terlalu cemas, ya.
6. Konsumsi makanan yang memperlancar ASI
Ibu menyusui memerlukan kandungan gizi seimbang yang juga akan dikonsumsi bayi melalui ASI. Oleh sebab itu, busui sebaiknya mengonsumsi makanan dan minuman bergizi yang juga dapat melancarkan produksi ASI.
Salah satu ASI booster alami yang sudah tersohor adalah daun katuk. Selain itu, Bunda bisa mengonsumsi susu rendah lemak, telur, ikan salmon, daging sapi, dan kacang-kacangan.
7. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
Sebelumnya sudah dibahas jika kondisi psikis dari ibu akan berpengaruh pada produksi air susu. Agar ASI lancar, ibu perlu mengelola stres dengan baik.
Pastikan saat menyusui Bunda berada dalam lingkungan yang kondusif, tenang, dan santai agar tidak mudah stres. Jangan sungkan untuk meminta tolong kepada suami dan keluarga lain, ya.
Periode bayi merupakan salah satu fase terpenting dalam kehidupan seseorang. Pada periode ini, ASI adalah makanan utama dan terbaik. Karena itu, Bunda harus memastikan produksi ASI-nya berkualitas, banyak, dan lancar.
Dengan memberikan ASI secara eksklusif pada bayi, Anda dapat mencegah stunting yang menyebabkan tumbuh kembang anak tidak optimal. Melalui langkah sederhana tersebut, mari bersama-sama turut andil dalam gerakan #SadarStunting.
———
Sumber:
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.