Kompas TV foto berita foto

FOTO: Warna-warni Kaus Lukis di Kampung Taman Yogyakarta

Kompas.tv - 15 Juli 2024, 07:00 WIB
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Vyara Lestari

“Kalau sintetis itu warnanya nggak nempel, tenaga juga terbuang, kualitas warna juga kurang cerah,” tuturnya.

Meski memproduksi kaus lukis untuk dijual, pemilik Waroeng Loekis tersebut mengaku lebih mementingkan kepuasan batin dalam melukis.

“Jadi kalau laku itu kan efek. Saya itu menggambar untuk kepuasan batin, enjoy, berekspresi bebas. Kalau masalah laku itu kan efek,” tegasnya.

Untuk memproduksi satu kaus full color, Rudi membutuhkan waktu tiga hari, tetapi ia memerlukan waktu sekitar empat hari jika langsung memproduksi dalam jumlah banyak.

“Kalau langsung lima atau sepuluh bisa empat harian. Lebih cepat kalau langsung banyak. Kan dijejerkan keliling, jadi bikinnya lebih cepat.”

Proses produksi kasu lukis diawali dengan menggambari kaus menggunakan pensil. Setelah itu kemudian dilukis menggunakan cat. Lalu, setelah kering ia melapisi cat batik menggunakan waterglass.

Waterglass berfungsi untuk mematenkan warna dan menghindari adanya sisa cat yang luntur. Setelah melapisi cat dengan waterglass, kaus tersebut dicuci sebanyak beberapa kali hingga tidak ada lagi warna yang luntur.

“Fungsinya untuk mematikan warna setelah finishing. Biasanya semalam terus paginya baru dicuci untuk menghilangkan waterglass dan sisa warna,” jelasnya.

Kaus lukis produksinya banyak diminati oleh wisatawan mancanegara yang mengunjungi Tamansari. Namun, ia mengaku belum pernah melakukan ekspor kaus lukis hasil karyanya.

Baca Juga: Warga Binaan di Lapas Pohuwato Dilatih Melukis Dari Bahan Serbuk Sabut Kelapa

“Banyak tamu mancanegara, mereka banyak yang beli. Kalau lokal kan kebanyakan mikir harga juga. Kalau ngirim cuma di Indonesia, yang keluar negeri itu yang dibeli bule-bule.”

“Kisaran harganya Rp150 ribu, itu untuk kaus anak sampai Rp425 ribu, tergantung full (color) atau tidaknya, tingkat kesulitan juga,” kata Rudi.

Rudi Tayan (54) di antara sejumlah lukisannya, di Kampung Taman, Patehan, Yogyakarta, Minggu (14/7/2024). Ia bukan hanya melukis di atas kanvas, tetapi juga di kaus. (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)
Rudi Tayan (54), pelukis kaus di Kampung Taman, Patehan, Yogyakarta, menjelaskan kualitas kaus sangat memengaruhi hasil pewarnaan, Minggu (14/7/2024). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)
Rudi Tayan (54) menjemur kaus yang suah dilukis, di rumahnya, kampung Taman, Patehan, Yogyakarta, Minggu (14/7/2024). Biasanya pengeringan hanya dilakukan dengan cara diangin-anginkan. (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)
Rudi Tayan (54), pelukis kaus sedang menandatangani kaus lukis buatannya, di Kampung Taman, Patehan, Yogyakarta, Minggu (14/7/2024). Rudi selalu mnandatangani semua hasil karyanya. (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)
Puluhan lukisan karya Rudi Tayan (54), baik di atas media kanvas maupun kaus dipajang di rumahnya, Kampung Taman, Patehan, Yogyakarta. (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)
Rudi Tayan (54), pelukis kaus di Kampung Taman, Patehan, Yogyakarta, sedang melakukan proses finishing pada salah satu kaus lukis karyanya, Minggu (14/7/2024). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)
Proses finishing kaus lukis karya Rudi Tayan menggunakan waterglass untuk mematenkan warna dan mencegah luntur. (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)
Sejumlah lukisan di atas media kaus hasil karya Rudi Tayam (54) berjejer rapi di kediamannya, Kampung Taman, Patehan, Yogyakarta, Minggu (14/7/2024). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)
Rudi Tayan (54), pelukis kaus di Kampung Taman, Patehan, Yogyakarta, menunjukkan lukisan kaus bergambar dua ekor ikan yang siap untuk proses finishing, Minggu (14/7/2024). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)

 




Sumber : Kompas TV




FOTO LAIN



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x