Kompas TV feature viral

Rumah Rusak Berat Gempa Cianjur akan Dibangun Ulang, Ini Contoh Rumah Tahan Gempa Unik di Yogyakarta

Kompas.tv - 23 November 2022, 17:27 WIB
rumah-rusak-berat-gempa-cianjur-akan-dibangun-ulang-ini-contoh-rumah-tahan-gempa-unik-di-yogyakarta
Rumah domes di di Dusun Nglepen, Desa Sumberharjo, Prambanan, Sleman, DIY. (Sumber: Tribunnews)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Gading Persada

Setiap unit rumah memiliki diameter 7 meter persegi dan tinggi 4,6 meter persegi. Rumah tersebut dilengkapi dua pintu, empat jendela, dan dua ruangan kamar. Rumah ini terdiri dari dua lantai yang juga memiliki ruang tamu, dapur, serta kamar mandi.

Ketika pertama kali dibangun, rumah-rumah tersebut masih berwarna putih polos dan hanya sekadar dijadikan tempat tinggal biasa. Namun, karena banyak orang yang penasaran dan mengunjungi rumah tahan gempa tersebut, akhirnya perkampungan rumah dome itu menjadi kawasan wisata.

2. Rumah tahan gempa teknik SuperAdobe

Rumah tahan gempa unik yang berlokasi di Dusun Tamanan Pabrik, Desa Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Sumber: Kompas.com)

Sebuah rumah pribadi milik perempuan bernama Iswanti Suparma tampak unik karena berbeda dari rumah-rumah di sekitarnya. Dari luar, terlihat dua bangunan berbentuk lingkaran menjulang ke atas. Atap di bagian atas terbuat dari daun tebu kering berbentuk lancip seperti tumpeng.

Rumah yang berlokasi di Dusun Tamanan Pabrik, Desa Tamanmartani, Kalasan, Sleman, DIY itu merupakan rumah tahan gempa yang dibangun dengan teknik SuperAdobe.

Sebelum membangun rumahnya pada tahun 2014, Iswanti bertanya kepada warga sekitar terkait peristiwa gempa bumi besar yang melanda Yogyakarta pada tahun 2006.

Warga sekitar, kata dia, mengatakan bahwa getaran gempa dirasakan cukup kuat di Dusun Tamanan Pabrik, Desa Tamanmartani. Bahkan menyebabkan banyak rumah rusak parah.

Melansir dari Kompas.com, Iswanti mengaku melakukan pencarian melalui internet selama beberapa pekan tentang konstruksi rumah ramah lingkungan. Ia pun menemukan konsep earthbag house yang dipopulerkan oleh seorang arsitek asal Iran, Nader Khalili.

Dia lantas mempelajari lebih dalam tentang konsep earthbag house dan menemukan teknik pembangunan rumah bernama SuperAdobe yang memanfaatkan material organik.

Baca Juga: Anggota DPR Tertawakan Kepala BMKG Masuk Meja saat Gempa Disorot, Ini 7 Langkah Penting Lainnya

"Materialnya tanah, kapur dan jerami. Tetapi untuk tanah ada komposisinya, tidak boleh terlalu berpasir dan terlalu mengandung tanah liat," ungkap Iswanti pada 20 Agustus 2018.

Material tersebut dimasukkan ke dalam karung beras dengan keadaan setengah basah dan disusun menjadi tembok rumah. Dinding bagian dalam rumah Iswanti juga tidak diplester dengan menggunakan semen. Iswanti memilih bahan alami yakni kotoran sapi sebagai bahan utamanya.

Kotoran sapi yang sudah disterilkan dari bakteri dicampur kapur dan jerami lalu ditempelkan ke dinding. 


 

"Dindingnya kan tebal. Nah plester alami ini berfungsi sebagai insulasi, menyerap panas dan menahan di dalam sehingga di dalam rumah tetap sejuk meski di luar panas," ungkapnya.

Tak hanya itu, pada saat udara di luar dingin, suhu panas yang disimpan oleh campuran kotoran sapi, kapur dan jerami ini akan melepaskan sehingga suhu di dalam rumah terasa hangat.

"Nah kalau malam di luar dingin, di dalam itu suhunya stabil. Panas yang disimpan siang hari itu dilepaskan perlahan, jadi di dalam hangat," imbuhnya.

Oleh karena itu, selain cocok diaplikasikan di daerah rawan gempa, teknik SuperAdobe juga tepat diaplikasikan di daerah dengan cuaca ekstrem.




Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Tribunnews




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x