JAKARTA, KOMPAS.TV – Kebohongan terkadang dilakukan untuk menutupi kekurangan diri sendiri agar orang lain kagum, atau untuk mendapatkan simpati dari orang lain.
Hampir semua orang pernah melakukan kebohongan, baik besar maupun kecil. Bahkan ada juga orang yang terus menerus berbohong.
Melansir situs Dawn, suatu kebohongan bisa memicu kebohongan lainnya. Hal itu tentu saja dapat menguras energi dan pikiran, sehingga kebohongan itu akhirnya saling kontradiktif.
Untuk menguranginya, ada tiga tips yang dapat dilakukan. Tips-tips ini dapat berguna apabila kita terus mempraktikkannya.
Melansir Healthline, perilaku berbohong memiliki beragam jenis. Ada white lies, kebohongan besar, dan kebenaran yang rumpang.
Untuk itu, sebelum berbohong kita harus memikirkan alasannya terlebih dahulu. Apabila berada dalam situasi terancam, kita bisa melakukan white lies.
Namun, apabila berada di dalam situasi tenang, berbohong bisa menjadi malapetaka.
Baca Juga: Orang Tua Kurang Berhubungan Intim Dapat Pengaruhi Kesehatan Mental Anak
Pikirkan konsekuensinya sebelum melakukan kebohongan. Misalnya jika ketahuan bahwa capaian yang kita peroleh tak setinggi yang kita gembar-gemborkan, bisa menyebabkan orang lain tak mau lagi percaya dan menjauhi kita.
Contoh lain adalah berbohong saat menyelingkuhi pasangan. al itu bisa menyebabkan retaknya hubungan dan perilaku itu bisa menjadi kebiasaan yang buruk. Bisa saja, kita dikenal sebagai tukang selingkuh oleh orang lain.
Tips kedua adalah berusaha untuk berkata jujur sesulit apa pun situasinya.
Bagi seorang pembohong akut, hal ini sangat sulit dilakukan. Namun, tak ada salahnya untuk mencoba secara perlahan agar orang-orang kembali percaya pada kita.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.