JAKARTA, KOMPAS.TV - Virus Covid-19 berdampak besar pada kehidupan. Tidak hanya kesehatan fisik, tapi juga psikis.
Pandemi Covid-19 membuat sebagian orang merasa bingung, cemas, stres, dan frustasi. Bahkan, mereka yang mengidap kecemasan atau Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) dalam wabah ini dapat memicu gejala depresi menengah-berat pada beberapa orang.
Wabah Covid-19 memunculkan banyak kehawatiran. Dari risau masalah finansial, pekerjaan, masa depan, hingga pikiran soal kondisi setelah pandemi.
Kondisi begitu dibenarkan Joshua Morganstein, Asisten Direktur di Pusat Studi Stres Traumatis Uniformed Services University of the Health Sciences Amerika Serikat (AS).
"Gejala gangguan kesehatan mentalnya bisa jadi meningkat di masa pandemi," kata Joshua Morganstein dikutip dari Kompas.com, Selasa (20/7/2021).
Baca Juga: Tekanan Kerja saat WFH Bisa Picu Burnout Syndrom, Apa itu dan Bagaimana Mengatasinya?
Terlebih, selama pandemi banyak kebiasaan dan aktivitas yang berubah. Ambil contoh, kebiasaan baru work from home (WFH).
Bekerja dari rumah mungkin terdengar menyenangkan bagi beberapa orang, tetapi bagi sebagian lain merasa frustasi.
Kurangnya pengawasan bisa membuat kamu menjadi tidak termotivasi dan membuat kamu menunda-nunda pekerjaan.
Minimnya interaksi langsung dengan pekerja lainnya dapat menyebabkan kurangnya hubungan sosial serta terjadinya miskomunikasi dalam bekerja. Hal-hal begitu bisa menyebabkan stres.
Lalu, bagaimana menghindari dampak-dampak WFH tersebut?
Sumber : Kompas TV/seributujuan.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.