LONDON, KOMPAS.TV - Babak 16 besar Euro 2020 akan menyajikan pertandingan Inggris vs Jerman malam ini pukul 23.00 WIB.
Jelang bigmatch ini, ingatan soal Christmas Truce pada Perang Dunia I kembali muncul.
Perang Dunia I mulai berlangsung pada 28 Juli 1914. Perang ini melibatkan 19 negara dan bermula dari pertikaian Serbia dengan Austria usai pembunuhan Archduke Franz Ferdinand.
Konflik di negara Balkan ini memicu bara di sekujur Eropa dan membelah benua itu hingga terbentuk dua kelompok besar.
Baca Juga: Prancis Tersingkir dari Euro 2020, Didier Deschamps: Jangan Salahkan Mbappe!
Di satu sisi ada Kekuatan Aliansi, yaitu Inggris Raya, Perancis, dan Russia. Sementara, di sisi lain ada Kekuatan Pusat, yaitu Jerman, Austria-Hungaria dan Italia.
Mengutip video dokumenter pendek Imperial War Museum (IWM), kedua pihak awalnya yakin perang itu akan selesai pada akhir tahun 1914.
Namun, perang belum berakhir pula pada akhir tahun itu.
Saat itu, sebuah cerita berhembus dari garis depan perang tentang gencatan senjata singkat antara tentara Inggris dan Jerman.
Kabar yang beredar juga menyebut bahwa tentara dari kedua belah pihak bermain bola di tanah tak bertuan di tengah parit-parit perang.
Sempat dikira sebagai mitos, belakangan foto-foto dan surat bermunculan menguatkan cerita itu. Para veteran perang pun membenarkan soal kejadian itu.
Mantan Pasukan Senapan Inggris, Marmaduke Walkinton adalah salah satu tentara yang ikut mengalami kejadian itu pada 24 Desember 1914.
“Aku pikir saat itu malam Natal. Kami sedang menyanyikan lagu Natal dan lain sebagainya, pihak Jerman juga melakukan hal yang sama,” tutur Walkinton.
Baca Juga: Ini Jadwal 8 Besar Copa America 2021, Argentina dan Brasil Beda Grup
Saat merayakan malam Natal itu, prajurit dari kedua negara saling melempar hinaan dan candaan ke pihak lawan.
“Tak lama seorang Jerman mengatakan, ‘Besok: kamu tidak menembak, kami tidak menembak,” beber Walkinton.
Rekaman pernyataan Rickner, seorang pasukan artileri Jerman menguatkan pernyataan Walkinton itu.
Rickner menyebut, pasukan Jerman dan pihak lawan sama-sama membawa sampanye beserta rokok.
Prajurit dari kedua pihak bertemu di tanah tak bertuan dekat parit masing-masing.
Saat berkomunikasi, mereka merasa senasib sepenanggungan.
Di saat gencatan senjata itu, sebagian prajurit lainnya juga mencari dan menguburkan jasad rekan-rekan mereka yang tewas atau memperbaiki parit.
“Lalu entah dari mana, bola ini muncul. Itu bola yang bagus untuk bermain. Tapi kami tidak membentuk sebuah tim,” tutur Ernie William, mantan anggota Batalion 6 Resimen Cheshire.
Mereka bermain dengan sesuka hati dan asal menendang bola.
William menyebut, ada ratusan orang yang ikut dalam permainan sepakbola itu.
Baca Juga: Granit Xhaka Sensasional, Minum Coca-Cola Sebelum Drama Adu Penalti
“Tidak ada niat buruk di antara kami. Tidak ada wasit dan tidak ada gawang, tidak ada skor sama sekali. Sederhananya itu hura-hura, sama sekali tidak seperti sepakbola yang kamu lihat di televisi,” kenang William.
Sebelum malam Natal itu, hujan terus turun dan membuat tanah becek.
Namun, prajurit dari kedua belah pihak tetap bermain dengan senang hati, walau hanya mengenakan sepatu yang basah kuyup.
Melansir Smithsonian Magazine, gencatan senjata ini berlangsung di banyak tempat.
Prajurit Inggris Raya di hampir dua pertiga garis parit di wilayah selatan Belgia terlibat dalam gencatan senjata ini.
“(Mereka) merasakan persaudaraan dan berteriak mereka ingin perang berakhir. Dan itu berakhir hanya dalam dua hari, satu setengah hari sebenarnya,” ujar Rickner, prajurit Jerman.
Namun, tidak semua pihak menyukai momen itu. Letnan C.E.M. Richards dari Resimen Lancashire Timur merasa terganggu dengan laporan itu.
Saat itu, Richard mengaku mendapat sinyal dari Pusat Batalion untuk mengadakan pertandingan sepakbola yang lebih layak pada 1 Januari 1915.
Baca Juga: Lionel Messi Lampaui Rekor Mascherano di Timnas Argentina, Pimpin Daftar Top Skor Copa America 2021
“Aku murka dan tidak melakukan apapun. Aku berharap aku tetap menyimpan sinyal itu. Dengan bodoh aku menghancurkannya karena sangat marah. Sekarang itu akan menjadi suvenir yang bagus,” ungkap Richards penuh penyesalan.
Tak cuma Richards, pejabat Inggris dan Jerman pun tak senang dengan gencatan senjata itu.
Gencatan senjata itu dianggap tak sesuai dengan kondisi perang.
Kemudian, pejabat Inggris dan Jerman melarang komunikasi dengan pihak lawan.
Kondisi perang yang makin brutal pun membuat prajurit kedua belah pihak tak lagi bisa bersimpati pada lawannya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.