Sinopsis Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu: Kisah Asmara Penulis yang Takut Menikah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Di tengah gempuran film-film horor lokal, sutradara Hanung Bramantyo hadir dengan film drama percintaan berjudul Cinta Tak Pernah Tepat Waktu.

Film ini menampilkan sederet aktor dan aktris yang sudah tidak asing di layar bioskop Indonesia seperti Refal Hady, Carissa Perusset, Nadya Arina, Dewi Irawan, Slamet Raharjo, dan Meriam Bellina.

Film ini juga memperkenalkan Mira Filzah, aktris top Malaysia yang membuat debut di layar lebar Indonesia.

Cinta Tak Pernah Tepat Waktu diangkat dari novel berjudul sama karya Puthut EA.

Sinopsis Cinta Tak Pernah Tepat Waktu

Film yang naskahnya ditulis Haqi Achmad dan Hanung Bramantyo ini mengisahkan kehidupan percintaan penulis bernama Daku Ramala (Refal Hady).

Daku menjalin hubungan asmara selama lima tahun dengan Nadya (Nadya Arina) yang sabar dan perhatian. Tetapi, perjalanan cinta mereka pupus di tengah jalan.

Baca Juga: Sinopsis Film Woodwalkers: Pencarian Jati Diri Seorang Shapeshifter Muda

Setelah Nadya, Daku kemudian bertemu Anya (Carissa Perusset), perempuan mandiri yang sukses.

Berbeda dengan Nadya, Anya lebih tegas menyuarakan keinginan dan targetnya di masa depan.

Tetapi mereka berdua sama-sama mampu membuat Daku keringat dingin ketika pembicaraan mulai menjurus ke pernikahan.

Setiap kali menghadapi masalah percintaan, Daku pulang ke rumah kedua orang tuanya, ibu (Dewi Irawan) dan bapak (Slamet Raharjo), di Rembang, Jawa Tengah. Bapaknya pun sudah hafal bahwa anaknya akan pulang ketika ada masalah.

“Kepulanganmu kali ini bawa masalah apa?” tanya bapaknya kepada Daku suatu ketika.

Di rumah orang tuanya itu, Daku bertemu Sarah (Mira Filzah), dokter dari Malaysia yang bertugas di Rembang.

Daku merasakan sesuatu yang berbeda dengan Sarah. Sesuatu yang tidak dirasakannya saat bersama Nadya dan Anya.

Cinta Tak Pernah Tepat Waktu mengupas kehidupan percintaan Daku yang rumit karena ketakutannya sendiri.

Baca Juga: Berani Nonton? Sinopsis 'Dark Nuns', Film Pengusiran Setan yang Dibintangi Song Hye-kyo

Daku rupanya tidak hanya takut menjadi suami seseorang. Dia juga tidak bernyali menulis karya yang asli hasil pemikirannya. Karena itu, dia menulis buku-buku yang merupakan pesanan penerbit.

Alasan di balik ketidakpercayaan diri Daku dalam menulis karya asli hasil pemikirannya sendiri diungkap dalam film ini.

Namun, tidak demikian dengan penyebab ketakutan Daku akan pernikahan.

Keluarga Daku tampak harmonis. Hubungan Daku, baik dengan bapak maupun ibunya, pun digambarkan sangat dekat.

Sehingga sulit untuk menebak apa sebenarnya yang membuat Daku takut menikah.

Apakah ketakutan itu bersumber dari ketakutannya terhadap waktu yang direpresentasikan lewat sosok Batara Kala dalam film ini? Ataukah ada trauma masa lalu yang tidak diungkapkan secara gamblang? Entahlah.

Film ini menyajikan gambar-gambar indah dengan tone warna hingga sudut pengambilan gambar yang memesona.

Sebagian besar adegan dalam film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu disajikan dalam rasio aspek layar lebar.

Tapi entah mengapa bagian kisah Daku dan Sarah disajikan dalam rasio yang lebih sempit.

Cinta Tak Pernah Tepat Waktu akan ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia mulai 13 Februari 2025.

Baca Juga: Sinopsis Den of Thieves 2: Pantera, kala Big Nick Berburu Mafia Perampok Berlian

Cinta Tak Pernah Tepat Waktu

Genre: Drama
Durasi: 110 menit
Rating: 13 tahun ke atas
Sutradara: Hanung Bramantyo
Penulis Naskah: Haqi Achmad, Hanung Bramantyo
Pemain: Refal Hady, Carissa Perusset, Nadya Arina, Mira Filzah, Rangga Nattra, Carmela Van Der Kruk, Meriam Belina, Dewi Irawan, Slamet Raharjo, Givina Lukita, Whani Darmawan