Adapun beberapa manfaat dari metode ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat bagi ibu dan manfaat bagi bayi.
Manfaat yang pertama bagi ibu, air hangat menenangkan, memberi kenyamanan, dan membuat rileks.
Kedua, air terbukti dapat meningkatkan energi wanita pada tahap akhir persalinan.
Ketiga, efek daya apung mengurangi berat tubuh ibu sehingga memungkinkan pergerakan bebas dan posisi baru.
Selain itu, daya apung mendorong kontraksi rahim yang lebih efisien dan sirkulasi darah yang lebih baik sehingga menghasilkan oksigenasi yang lebih baik pada otot-otot rahim, berkurangnya rasa sakit bagi ibu, dan lebih banyak oksigen bagi bayi.
Keempat, air dapat mengurangi hormon terkait stres sehingga memungkinkan tubuh ibu memproduksi endorfin yang berfungsi menghambat rasa sakit.
Selain itu, air menyebabkan perineum menjadi lebih elastis dan rileks, mengurangi kejadian dan tingkat keparahan robekan serta perlunya episiotomi (tindakan membuat sayatan pada perineum) dan jahitan.
Kelima, saat wanita yang hendak melahirkan menjadi rileks secara fisik, ia juga mampu rileks secara mental dan lebih mampu berfokus pada proses melahirkan.
Terakhir, karena air memberikan rasa privasi yang lebih besar, hal itu dapat mengurangi hambatan, kecemasan, dan ketakutan.
Baca Juga: Berapa Cuti Ayah, usai Istrinya Melahirkan? - INFOGRAFIS
Adapun untuk bayi, metode water birth menyediakan lingkungan yang mirip dengan kantung ketuban, serta meredakan stres saat melahirkan sehingga meningkatkan rasa tenang dan aman.
Namun, metode ini juga memiliki sejumlah risiko, di antaranya adalah jika bayi mengalami tekanan di jalan lahir atau jika tali pusar tertekuk atau terpelintir, bayi mungkin akan megap-megap (gelagapan) mencari udara dan kemungkinan menghirup air.
Selain itu, risiko lainnya adalah tali pusar dapat putus saat bayi diangkat ke permukaan air. Namun, hal ini dapat dicegah dengan berhati-hati saat mengangkat bayi ke dada ibu.
Sumber : Kompas TV, Instagram
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.