Hal ini karena sebelum menopause, ovarium wanita menghasilkan sebagian besar estrogennya, dan jaringan lemak hanya menghasilkan sebagian kecil dari jumlah totalnya.
Setelah menopause (ketika ovarium berhenti membuat estrogen), sebagian besar estrogen berasal dari jaringan lemak.
Baca Juga: Dialami Nunung Srimulat, Ini 12 Gejala Kanker Payudara Stadium Awal yang Harus Diketahui
Apabila seseorang memiliki jaringan lemak lebih banyak setelah menopause, dapat meningkatkan kadar estrogen dan meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara.
Selain itu, perempuan yang kelebihan berat badan juga cenderung memiliki kadar insulin darah yang lebih tinggi yang dikaitkan dengan beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara.
Oleh karena itu, dianjurkan untuk menjaga berat badan dengan menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari kenaikan berat badan berlebih dengan menyeimbangkan asupan makanan dan minuman.
Seseorang yang kurang melakukan aktivitas fisik dan jarang berolahraga berpotensi lebih besar mengidap kanker payudara, terutama pada wanita setelah menopause.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa olahraga beberapa jam seminggu dapat membantu mengurangi risiko ini.
The American Cancer Society mengimbau agar orang dewasa mendapatkan 150 hingga 300 menit aktivitas berintensitas sedang atau 75 hingga 150 menit aktivitas berintensitas tinggi setiap minggu (atau kombinasi keduanya).
Merokok dan terpapar asap rokok, akan menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk meningkatkan risiko kanker payudara.
Penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang merokok memiliki risiko 20 hingga 30 persen lebih tinggi terkena penyakit ini.
Metode pengendalian kelahiran tertentu juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Termasuk meminum obat KB.
Hal ini karena obat KB mengandung estrogen dan progestin. Jika menggunakan selama sepuluh tahun atau lebih, dikhawatirkan meningkatkan risiko penyakit ini.
Sumber : uii.ac.id, cancer.org
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.