Bercerita dapat dilakukan pada orang tua, sahabat, kelompok pendukung, maupun terapis.
Baca Juga: Soal Kasus Dugaan KDRT Venna Melinda, Komnas Perempuan Minta Polisi Tak Gunakan Jalan Damai
4. Menulis
Menulis merupakan salah satu bentuk pemulihan yang dapat dilakukan jika belum siap menceritakan pengalaman atau kondisi traumatis yang dialami.
Dengan menulis, tekanan emosi dapat diluapkan sehingga stress berkurang.
5. Bergabung dalam kelompok pendukung
Bergabung dalam kelompok pendukung dapat membantu dalam memulihkan trauma, karena seseorang akan menyadari bahwa ia tidak sendiri.
Ia akan menyadari ada orang lain yang mengalami hal yang sama dan saling memberikan dukungan satu sama lainnya.
6. Mencari tahu tentang seluk beluk KDRT dan cara mengatasinya
Pengetahuan yang cukup terkait kekerasan dan penanganannya sangat diperlukan. Hal tersebut akan sangat membantu jika suatu saat berada dalam situasi yang sama.
Dengan demikian, seseorang akan tahu apa yang harus dilakukan, siapa yang harus dihubungi atau bahkan cara memberikan kode atau tanda bahwa saat ini sedang mengalami kekerasan dan butuh pertolongan.
7. Minta bantuan psikolog
Mengunjungi psikolog secara berkala untuk mendapatkan terapi tambahan lain sehingga membantu mempercepat proses pemulihan mental korban KDRT.
8. Latihan mengontrol trauma
Saat ada pemicu trauma, upayakan untuk mampu mengontrol gejala trauma yang muncul secara mandiri dengan teknik relaksasi, distraksi, meditasi, atau bahkan melakukan aktivitas yang digemari.
Hal tersebut dapat mengalihkan fokus anda terhadap ingatan berkaitan ddengan peristiwa traumatis.
9. Membangun koneksi
Rasa trauma akan membuat seseorang menjadi tidak percaya dengan orang-orang dan lingkungan sekitar sehingga seseorang menarik diri dari lingkungan sosial.
“Koneksi yang dibangun kembali memungkinkan seseorang mendapatkan dukungan dan dapat mengalihkan ingatan dari peristiwa traumatis,” tutup Uswatun.
Sumber : Kompas TV, Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.