JAKARTA, KOMPAS.TV - Pembawa acara Indra Bekti ditemukan pingsan di kamar mandi hingga dilarikan ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/12/2022).
Manajer Indra Bekti, Roy, mengatakan, Indra Bekti diduga mengalami pendarahan otak. Hingga kini, pria 45 tersebut, belum sadarkan diri dan masih dirawat intensif.
"Ada pendarahan otak, jadi sampai sekarang ini belum sadar," kata Roy saat dihubungi awak media, Rabu.
Pendarahan otak adalah kondisi darurat saat pembuluh darah pecah sehingga menyebabkan pendarahan di otak.
Baca Juga: Kronologi Indra Bekti Dikabarkan Alami Pendarahan Otak, Pingsan di Toilet, hingga Kini Belum Sadar
Berikut gejala dan penyebab pendarahan otak.
Ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai menjadi indikasi terjadinya pendarahan otak. Pada dasarnya, kondisi ini tidak terjadi secara tiba-tiba, kecuali pada seseorang yang mengalami kecelakaan.
Menurut Spesialis bedah saraf dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, gejala pendarahan otak antara lain, sakit kepala berulang, kebas di kaki, tangan dan wajah
"(Itu) merupakan gejala dasar yang bisa terjadi dan sering diabaikan oleh banyak orang," kata dr Subrady beberapa waktu lau dikutip dari Antara.
Sakit kepala berulang menjadi salah satu indikasi terjadinya penyumbatan pembuluh darah atau sebagian pembuluh darah pecah.
Baca Juga: Cucu Bob Marley, Jo Mersa Marley Meninggal Dunia, Ditemukan Tak Sadarkan Diri di Mobil
Sementara itu, Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis mengatakan gejala pendarahan otak yakni fungsi bagian muka, bicara, gerak dan menelan yang sudah tidak normal.
Lebih lanjut, merasa sering pusing dan butuh waktu atau tidak bisa langsung bangun dari posisi berbaring.
“Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan tekanan dari posisi datar, duduk, atau tegak."
Menurut Subrady, mengejan ketika buang air besar, batuk berulang, atau batuk dengan menahan napas dapat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri secara tiba-tiba.
"Valsava manuver atau mengedan dapat menjadi pencetus peningkatan tekanan intra kranial. Peningkatan tekanan intrakranial ini dapat menyebabkan pecah pembuluh darah pada penderita darah tinggi yang menyebabkan perdarahan otak. Valsava manuver atau mengejan juga biasa dilakukan saat batuk, buang air besar, atau menahan nafas."
Proses seseorang mengalami pendarahan pada otak dapat bervariasi. Ada yang hitungannya hari, bulan, atau tahun, tergantung dari orangnya sendiri apakah gejala-gejala yang dirasakan dianggap keluhan atau tidak.
Ia menuturkan, jika seseorang sudah mengalami pendarahan pada otak, maka seseorang dapat mengalami hilang kesadaran, terjatuh tiba-tiba, atau tidak terbangun dari tidur.
Baca Juga: Suami Dewi Lestari, Reza Gunawan Sempat Stroke dan Pendarahan Otak Sebelum Meninggal Dunia
Tekanan darah tinggi dan trauma seringkali menjadi penyebab utama pendarahan otak. Namun selain dua hal tersebut, ada faktor lain yang memicu kondisi ini.
Dilansir dari Cleveland Clinic, beberapa penyebab pendarahan otak antara lain:
1. Trauma kepala karena kecelakaan, jatuh, atau pukulan di kepala
2. Tekanan darah tinggi
3. Penumpukan lemak di arteri atau aterosklerosis
4. Pengentalan darah di otak
5. Aneurisma otak pecah
6. Penumpukan protein di dinding arteri otak
7. Kebocoran sambungan antara ateri dan vena
8. Gangguan pendarahan atau efek samping obat pengencer darah
9. Tumor otak
10. Merokok, minum alkohol berlebihan, penyalahgunaan narkoba
11. Eklamsia dan pendarahan saat melahirkan
12. Gangguan pembentukan kolagen
Sumber : Kompas TV, Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.