Aum Singo Edan rindu kasih sayang, rindu serindu-rindunya
Malang nian ratusan jiwa melayang, terinjak-injak kaki saudaranya sendiri
Malang nian, gas air mata melayang, nafas tersedak sesak di ruang terkunci
Malang nian engkau duhai, Sayang, tapi ku yakin Tuhan tunjukkan jalan
Malang nian engkau wahai, Sayang, kuyakin jalanmu kan terang benderang"
Sebelum merilis lagu “Kanjuruhan”, penyanyi bernama asli Virgiawan Listanto ini sudah beberapa kali menyanyikan lagu tentang tragedi yang menelan banyak korban jiwa, di antaranya “Celoteh Camar Tolol dan Cemar” dan “1910”.
Lagu “Celoteh Camar Tolol dan Cemar” yang dirilis tahun 1983 menceritakan tentang terbakarnya kapal Tampomas II.
Sementara, lagu “1910” bercerita tentang tragedi kecelakaan kereta api di Bintaro pada 19 Oktober 1987.
Baca Juga: Soroti Tragedi Kanjuruhan, Iwan Fals: Jangan Kayak Kasus Sambo, Kelamaan
Peristiwa kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang merupakan kandang dari Arema FC, terjadi pada 1 Oktober 2022, seusai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya.
Akibat kericuhan tersebut, sebanyak 131 orang dilaporkan meninggal dunia, dan ratusan lainnya terluka, serta semua pertandingan kompetisi di Liga 1 dihentikan untuk sementara.
Sebelumnya Iwan Fals turut menyoroti penanganan kasus tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang saat ini tengah diselidiki Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).
Dalam cuitan pada Selasa (4/10/2022), Iwan Fals nampak terkesan dengan perintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mendesak TGIPF agar dapat bergerak cepat dalam mengusut tuntas kasus tersebut.
Iwan membandingkan penanganan kasus tersebut dengan penanganan kasus Sambo yang dinilainya terlampau lama.
"Nah ya gitu. Jangan kayak kasus Sambo. Kelamaan," tulis Iwan Fals di Twitter.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.