JAKARTA, KOMPAS.TV - Terjun ke dunia musik di usia 11 tahun membuat Rhoma Irama harus pintar-pintar mengatur waktu untuk belajar agama Islam dan mengaji Al-Qur'an. Bahkan, Rhoma mengaku dirinya belajar mengaji di "Pesantren Kolong Piano".
Pria yang dijuluki Raja Dangdut itu sempat merasa takut dengan industri musik hingga memohon agar dunia musik dicabut dari hidupnya.
Berikut Kompas TV rangkum kisah Rhoma Irama belajar mengaji hingga latar belakang terbentuknya Soneta Grup dikutip dari video Youtube Rhoma Irama Official "Bisikan Rhoma #41: Nada & Dakwah Rhoma - UAS, Akankah Terjadi?".
Rhoma Irama bercerita, sewaktu kecil ia hanya belajar mengaji secara autodidak dengan mencuri dengar.
Baca Juga: Dikaitkan dengan Putri Candrawathi, Cerita Angelina Sondakh Ditahan Saat Anaknya Usia 2,5 Tahun
"Saya mengaji secara tradisional dulu waktu saya masih kecil, kalo ada orang tua ngaji, saya ngintip, saya dengar. Ada ibu-ibu ngaji, saya intip, saya dengar. Curi-curi dengar lah," ujar penyanyi keturunan Sunda itu.
Ia mengaku tak belajar mengaji di lembaga pendidikan formal seperti pesantren.
Bahkan hingga dewasa, pelantun lagu "Satria Bergitar" itu mengatakan belajar agama dari Al-Qur'an kecil yang ia bawa ke mana pun.
"Kemudian waktu saya dewasa, saya bawa-bawa Al-Quran kecil, dulu belum ada gadget kan, belum ada Al-Quran di HP. Maka saya sering bilang "Bang Haji pesantren di mana?' Saya sering bilang 'Pesantren di kolong piano,'" ucap Rhoma.
Saat itu, kata Rhoma, kolong piano menjadi tempatnya untuk belajar mengaji di sela-sela aktivitas rekamannya.
"Dan itu betul, jadi studio rekaman itu ada grand piano, di bawah itu kita bisa tiduran, ketika istirahat rekaman, saya buka-buka Al-Quran di bawah piano itu, di kolong piano, katakanlah saya belajar sendiri," ungkapnya.
Baca Juga: Ridho Rhoma Masuk Penjara 2 Kali gegara Narkoba, Rhoma Irama Wanti-Wanti Hal Ini
Meski kini dikenal sebagai Raja Dangdut, sewaktu mengawali karir, Rhoma sempat dilarang bermusik oleh ibunya.
Padahal, menurut Rhoma, musik sudah ada di hidupnya sejak masa kanak-kanak.
"Musik ini given (bakat) dari kecil saya suka menyanyi, gak bisa dibuang ini, saya mau buang, nyanyi terus, gak bisa," ucapnya.
Namun, ibunya menganggap, Rhoma Irama tak akan memiliki masa depan jika nantinya berprofesi sebagai penyanyi.
"Sementara itu, ibu saya gak suka orang nyanyi, kenapa? Gak cuma ibu saya saja, semua orang tua saat itu gak suka anaknya menjadi seniman. Kenapa? Tidak ada masa depan waktu itu," tuturnya.
Saat terjun di industri musik, mantan anggota DPR (masa jabatan 1997-1999) ini kaget lantaran banyak sekali perbuatan maksiat di sekelilingnya.
Baca Juga: 75 Tahun Rhoma Irama: Pernah Dihujani Batu saat Dangdut dan Rock Berkonflik
Pergaulan bebas hingga minum-minuman keras disebutnya merupakan hal biasa pada saat itu.
Bahkan Rhoma sempat meminta petunjuk kepada Allah SWT agar diberikan hidayah apakah dirinya harus melanjutkan karirnya sebagai penyanyi atau tidak.
"Saya resah banget sampai doa saya itu kepada Allah, 'Ya Allah seandainya musik ini memperlebar jalanku ke neraka, tolong cabut ini, tapi kalau bisa membawa keridhoan-Mu maka bimbinglah,'" ucap Rhoma Irama.
Di ujung keresahan-keresahan itu, Rhoma akhirnya mendirikan grup musik Soneta yang berfokus pada lagu dakwah bernuansa religi.
"Hingga 17 Oktober 1973, saya deklarasikan Soneta sebagai the voice of moslem (suara muslim, red), di situ saya berkomitmen menjadikan musik sebagai media dakwah," tutup Rhoma Irama.
Sumber : Youtube Rhoma Irama Official
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.