YOGYAKARTA, KOMPAS TV - Manusia datang, manusia pergi, kehilangan adalah niscaya.
Vokalis Greenday Billie Joe Armstrong merakit salah satu magnum opus-nya, "Wake Me Up When September Ends", hanya untuk mengabadikan rasa kehilangan yang bersemayam di kepala.
Ia, Armstrong kecil, dibesarkan di East Bay, timur laut San Francisco, Amerika Serikat, dan sudah bernyanyi di depan penonton saat masih berusia lima tahun.
"Saya belajar bernyanyi sejak kecil," katanya, dalam sebuah wawancara bersama Rolling Stone, sebelum melanjutkan, "Ayah saya adalah seorang drummer jazz, dan saya biasa pergi ke rumah sakit veteran untuk bernyanyi."
Baca Juga: Setelah Fight Club, Kini China Ubah Akhir Cerita Film Minions
Ketika usianya menginjak tahun kedelapan, Amstrong sangat ingin belajar main gitar, dan sang ayah menanggapi, "ukuran tanganmu terlalu kecil". Akhirnya ia belajar piano.
Hanya butuh dua tahun sejak ucapan "tangan kecil", pada 1982, di usia 10 tahun, Amstrong kehilangan sosok berpengaruh dalam hidupnya. Sang ayah wafat, tak kuasa melawan kanker, meninggalkan Armstrong bersama lima saudara kandungnya.
Peristiwa itu jadi inspirasi Wake Me Up When September Ends, yang mengisi daftar keempat album American Idiot, seperti ia katakan dalam wawancara bersama MTV.
"Jika ada lagu di sana yang menyimpang dari cerita dalam album, itu (Wake Me Up When September Ends -red). Itu hal pribadi. Saya tidak pernah membahas masalah itu, tentang bernyanyi untuk ayah saya," kata Amstrong.
"Sulit untuk bernyanyi, karena ini berkaitan dengan meninggalnya seseorang yang Anda cintai," tegasnya.
Armstrong juga menyebut Wake Me Up When September Ends sebagai lagu paling otobiografi yang pernah ia tulis, dan mengakui kesulitan membawakannya saat tampil live.
Baca Juga: Lagu BLACKPINK “Pink Venom” Pecahkan Rekor Baru di Billboard Global 200 dan Hot 100
Merujuk pada pengakuan Amstrong, jelas itu cerita berbeda dengan yang ada video klip.
Samuel Bayer, menggarapnya dengan tema Perang Irak, selepas mewawancarai tentara yang mendaftar pasukan perang karena bujuk rayu iklan TV.
Dan, jadilah sebuah video, ihwal sepasang kekasih yang merasa kehilangan, karena ditinggal pasangannya ke medan tempur.
Terlepas dari itu, Samuel yang kondang berkat garapan video klip Nirvana dan Metallica, menggarisbawahi satu benang merah: semua tentang kehilangan.
“Emosi utama dalam lagu itu adalah rasa kehilangan, dan itulah yang Samuel rasakan dalam video, dua orang yang sangat dekat satu sama lain berpisah karena sebab-sebab alami,” kata Amstrong.
Lagu Wake Me Up When September Ends yang dirilis pada 13 Juni 2005 akhirnya meledak di pasaran, menduduki urutan keenam dalam Billboard Hot 100 AS.
Saking kondangnya lagu ini, ada kisah menarik di mana Amstrong kerap jadi objek troll warganet, yang mengiriminya meme untuk bangun, saat September berakhir.
"Ini seperti ketika Yesus lahir pada 25 Desember, orang-orang pergi mengucapkan, 'Hei ini waktu Natal'. Ketika Kelinci Paskah datang, orang-orang berkata 'Hei ini Paskah'," ungkapnya via Entertainment Music.
September 28th. Almost time to wake the guy from Green Day up.
— jed #KanyePropagandaAccount #MAPPAStanAccount (@jed1mutuc) September 28, 2016
Ia membalas dengan candaan, "Aku bakal menulis lagu baru. Ini disebut 'Shut the Fuck Up When October Begins'.
Berikut lirik dan terjemahan lagu Wake Me Up When September Ends dari Greenday.
Summer has come and passed
Musim panas datang dan berlalu
The innocent can never last
Wajah tak berdosa itu mustahil dilupakan
Wake me up when September ends
Bangunkan aku, ketika September purna
Like my father's come to pass
Seperti saat ayahku meninggal
Seven years has gone so fast
Tujuh tahun berlalu tanpa terasa
Wake me up when September ends
Bangunkan aku, ketika September purna
Here comes the rain again
Air mata itu datang lagi
Falling from the stars
Jatuh dari mata yang berkaca-kaca
Drenched in my pain again
Menyirami rasa sakitku
Becoming who we are
Membentuk jati diri
As my memory rests
Saat ingatanku tenang
But never forgets what I lost
tetapi tak pernah bisa melupakan kehilanganku
Wake me up when September ends
Bangunkan aku, ketika September purna
Summer has come and passed
Musim panas datang dan berlalu
The innocent can never last
Wajah tak berdosa itu mustahil dilupakan
Wake me up when September ends
Bangunkan aku, ketika September purna
Ring out the bells again
Ketika lonceng ingatan itu memanggil kembali
Like we did when spring began
Seperti apa yang kita lakukan saat musim semi tiba
Wake me up when September ends
Bangunkan aku, ketika September purna
Here comes the rain again
Air mata itu datang lagi
Falling from the stars
Jatuh dari mata yang berkaca-kaca
Drenched in my pain again
Menyirami rasa sakitku
Becoming who we are
Membentuk jati diri kita
As my memory rests
Saat ingatanku tenang
But never forgets what I lost
tetapi tak pernah bisa melupakan kehilanganku
Wake me up when September ends
Bangunkan aku, ketika September purna
Summer has come and passed
Musim panas datang dan berlalu
The innocent can never last
Wajah tak berdosa itu mustahil dilupakan
Wake me up when September ends
Bangunkan aku, ketika September purna
Like my father's come to pass
Seperti saat ayahku meninggal
Twenty years has gone so fast
20 tahun berlalu tanpa terasa
Wake me up when September ends
Bangunkan aku, ketika September purna
Wake me up when September ends
Bangunkan aku, ketika September purna
Wake me up when September ends
Bangunkan aku, ketika September purna
Baca Juga: Taylor Swift Umumkan Album Baru "Midnights", Swifties Heboh
Sumber : Kompas TV/Rollingstone/MTV/Music Entertainment
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.