Baca Juga: Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pengeroyokan Suporter PSS Sleman, Korban Dikeroyok hingga Tewas
Kematian suporter PSS Sleman itu masih berkaitan dengan kericuhan yang terjadi pada laga Persis Solo vs Dewa United di Yogyakarta.
Berdasarkan laporan Tribun Jogja, Tri Fajar Firmansyah, yang berprofesi sebagai juru parkir, meninggal dunia usai dikeroyok oknum suporter.
Sosiolog, pengamat sekaligus fans sepakbola nasional, Mohammad Ghofur S.Sos, M.Sc mengatakan ada beragam alasan mengapa ada suporter bola yang fanatik dan rusuh.
Ghofur menyebut, level fanatisme suporter sepak bola di Indonesia memang cukup besar.
Hal itu, lanjutnya, memiliki basis yang beragam misalnya faktor kedaerahan, klub yang didukung, atau bisa juga preferensi kenyamanan individu untuk bergabung dalam sel-kultur tertentu, seperti gaya ultras atau gaya hooligan dan lain sebagainya.
“Suporter sepak bola, dalam kerumunan suporter cenderung memiliki tindakan komunal yang tidak terkontrol, dibanding mereka sebagai individu,” kata Ghofur, dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga: Akibat Ulah Suporter, Persib Bandung Kena Denda Rp400 Juta
Menurutnya, jika ada oknum suporter bola rusuh, pasti sebelumnya ada gesekan-gesekan dengan suporter fanatik tim lain yang tidak terselesaikan secara struktural maupun kultural.
Oleh karenanya, kata Ghofur, fenomena ini harusnya sudah menjadi perhatian dan memicu antisipasi baik dari sisi infrastruktur maupun sistem pengamanan dan mekanisme keluar masuk kelompok suporter ke stadion yang lebih baik.
“Yang jelas tidak ada satu pertandingan bola pun yang harganya layak ditebus dengan nyawa manusia,” tegasnya.
Sumber : Tribun Jogja, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.