JAKARTA, KOMPAS.TV - Ciri-ciri cacar monyet atau monkeypox mirip dengan gejala cacar air namun tak sepenuhnya sama.
Melansir laman kemkes.go.id, Selasa (23/8/2022) perbedaan ciri-ciri cacar monyet dengan cacar air yang paling menonjol adalah pada kelenjar getah bening (limfadenopati).
Tepatnya, ciri-ciri cacar monyet berupa pembengkakan pada kelenjar getah bening sementara cacar air tidak.
Cacar monyet ditularkan ke manusia ketika ada kontak langsung dengan hewan terinfeksi (gigitan atau cakaran) atau pasien yang terkonfirmasi monkeypox.
Baca Juga: Menkes Sebut Orang Kelahiran 1980 ke Bawah Terproteksi dari Cacar Monyet, Ini Penjelasannya
Saat menulari manusia, virus ini mengalami masa inkubasi berkisar dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat pula 5 hingga 21 hari.
Umumnya, ciri-ciri cacar monyet adalah sebagai berikut.
1. Sakit kepala
2. Demam akut >38,5oC
3. Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
4. Nyeri otot/Myalgia
5. Sakit punggung
6. Asthenia (kelemahan tubuh)
7. Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh)
Inkubasi cacar monyet dibedakan menjadi periode invasi dan ruam kulit.
Baca Juga: 5 Cara Cegah Penularan Cacar Monyet yang Perlu Diketahui, Kenali Gejalanya
Pada periode invasi, penderita cacar monyet akan mengalami demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.
Adapun di periode ruam kulit, ciri-ciri cacar monyet akan muncul dalam 1-3 hari setelah demam.
Ruam akan muncul wajah, telapak tangan, telapak kaki, selaput lendir mulut, alat kelamin dan kornea.
Jika cacar monyet berhasil sembuh biasanya ditandai dengan ruam yang mengering dan rontok.
Kementerian Kesehatan memgonfirmasi kasus pertama cacar monyet di Indonesia pada Sabtu (20/8/2022).
Baca Juga: Jubir Kemenkes: Tak Perlu Takut Soal Cacar Monyet tapi Terus Jaga Prokes dan Hindari Kontak Erat
Juru bicara Kemenkes Muhammad Syahril mengatakan pasien cacar monyet tersebut berada di DKI Jakarta.
“Seorang laki-laki, umur 27 tahun,” kata Syahril.
Syahril mengatakan, pasien tersebut sebelumnya bepergian ke luar negeri dan mengalami serangkaian gejala cacar monyet.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSUI dr. Anindia Larasati, Sp.PD mengatakan vaksin untuk cacar monyet yakni JYNNEOS (Imvamune/Imvanex) diberikan setelah seseorang terpapar penyakit.
Dalam hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa vaksin cacar monyet juga tidak 100 persen efektif.
Risiko penularan dapat diturunkan dengan membatasi kontak dekat terhadap pasien cacar monyet, atau dengan hewan yang dapat terinfeksi.
Baca Juga: Kasus Pertama Cacar Monyet Dikonfirmasi di Indonesia, Simak 7 Gejala dan Penularannya
"Selain itu, rutin membersihkan dan mendisinfeksi lingkungan yang bisa saja terkontaminasi virus dari seseorang yang menularkan," ujar Anindia, dilansir dari Antara.
Kemudian, pakar kesehatan lebih banyak memahami tentang penularan virus melalui cairan seksual, sebaiknya gunakan kondom sebagai tindakan pencegahan saat melakukan kontak seksual selama 12 minggu setelah pulih.
Sumber : kemkes.go.id, Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.