JAKARTA, KOMPAS.TV - Pandemi Covid-19 melumpuhkan berbagai sektor termasuk pendidikan. Sekolah yang harus dilaksanakan secara virtual membuat pemerintah terus melakukan penyesuaian tanpa akhir demi kenyamanan bersama.
Salah satu yang paling terdampak adalah kegiatan mengajar. Dalam hal ini, kebijakan sekolah dan gurulah yang paling diperhatikan, terutama oleh wali murid. Oleh karena itu, beban guru untuk tetap membuat murid-muridnya paham materi yang diajarkan, sangat besar.
Paman Gery dalam kolaborasi antara siniar Dongeng Pilihan Orangtua dan Nusantara Bertutur, membacakan dongeng yang serupa dengan permasalahan ini. Dongeng ini terdapat dalam episode “Cepat Sembuh Pahlawanku”.
Dongeng itu menceritakan secara gamblang pelbagai kesulitan yang dihadapi seorang guru. Hal ini juga dibahas dalam webinar “Sosialisasi Terobosan Pemanfaatan TIK Sederhana Untuk Mengatasi Hambatan PJJ” yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK).
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka 100% Akan Dilaksanakan, Orang Tua Diberi Opsi Izin: PTM atau PJJ?
Dalam kesempatan itu, sosiolog Universitas Indonesia, Imam Prasodjo, mengatakan bahwa pendidikan sebenarnya bukan hanya tanggung jawab guru, tetapi semua unsur masyarakat.
Menurutnya, masa pandemi ini memiliki hikmah agar semua orang bisa menjadi guru untuk anak-anak. Hal ini dilakukan agar proses pendidikan tidak terhenti meskipun terdapat beragam kendala.
Selain itu, untuk menjangkau seluruh anak secara merata, perlu dibuat pemetaan agar anak-anak dari daerah yang sulit dijangkau, bisa tetap belajar dengan baik. Misalnya dengan mengadakan sosok pengganti guru di lingkungan sekitar.
Berbagai Rintangan yang Dihadapi Guru di Masa Pandemi
Demi memberikan pembelajaran secara optimal, berbagai upaya telah dilakukan guru. Ada guru yang rela membuka pelayanan informasi 24 jam karena ada siswanya yang bergantian menggunakan gawai dengan anggota keluarga lainnya.
Selain itu, terdapat pula guru yang mendadak jadi YouTuber atau aktif di media sosial karena menginginkan siswanya memahami pelajaran dengan baik. Bahkan, di beberapa sekolah di Indonesia ada juga guru yang sampai harus menemui siswanya satu per satu.
Hal yang biasa terjadi di daerah terpencil Indonesia adalah belum atau kurang meratanya akses internet. Dalam kondisi itu, mau tidak mau guru harus mengajar dari rumah ke rumah agar para siswa tidak ketinggalan pelajaran.
Hingga kini, ketidakmerataan pembangunan dan ekonomi turut menghambat kemajuan dunia pendidikan. Namun sayangnya, guru-guru yang bertugas di wilayah terpencil ini juga kurang mendapat perhatian.
Dalam proses pendidikan, kegiatan pembelajaran dan penilaian adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Bagi guru, penilaian bukan sekadar membuat soal. Ada teori tentang evaluasi tugas yang harus dikuasai sehingga penyusunannya tidak sembarangan.
Pembuatan tugas dan evaluasi tugas ini juga harus memanfaatkan sarana-sarana daring. Tantangan lain yang dialami para guru adalah dipaksa untuk cepat beradaptasi dengan beragam aplikasi daring. Terkadang mereka juga harus mengajarkan cara menggunakannya kepada wali murid atau murid.
Pembuatan soal juga tidak diberikan begitu saja, perlu dimasukkan terlebih dahulu melalui media pembelajaran daring, seperti Google Classroom, Google Formulir, Kahoot, Quizizz, Schoology, atau kanal lain yang mudah dijangkau.
Persiapan penilaian ini jelas membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Maka dari itu, selama pandemi, jam kerja guru bisa lebih padat dari seharusnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat pemerataan upah yang layak untuk guru pun masih sulit dicapai.
Baca Juga: Siswa Pingsan Saat Pertama Masuk Sekolah Tatap Muka
Sikap dan Pemahaman Murid
Bukan hanya dari luar, tantangan juga datang dari murid. Selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, guru wajib memiliki kesabaran ekstra.
Ketika guru sudah totalitas menyiapkan materi, ada beberapa murid yang tak menyimak dengan saksama. Ada pula guru yang sudah semangat mengajar, tapi para siswa sama sekali tak meresponsnya.
Hal ini terjadi karena suasana bebas di rumah membuat rasa tanggung jawab anak untuk fokus menerima pendidikan pun terkikis. Bukan hanya itu, parahnya hal ini juga mengakibatkan hilangnya pemahaman atau learning loss.
Baca Juga: Potensi Learning Loss dan Munculnya Klaster Sekolah jadi Dilema Pelaksanaan PTM
Melansir dari laman The Glossary of Education Reform, learning loss diartikan sebagai kehilangan atau keterbatasan pengetahuan dan kemampuan secara umum ataupun spesifik atau merujuk pada progres akademis.
Umumnya hal ini terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau diskontinuitas dalam pendidikan bagi siswa.
Akhirnya, hal ini berdampak pada menurunnya rata-rata akademik para murid. Dalam jangka panjang, pemerintah mungkin harus melakukan penurunan materi pendidikan untuk mengejar ketertinggalan para siswa.
Mungkin menjadi guru terlihat nyaman dan menyenangkan, namun sesungguhnya mengajar dan mendidik bukan suatu perkara yang mudah.
Simak lebih lanjut kisah perjuangan seorang guru yang mengajar tanpa lelah yang dibawakan secara monolog dalam siniar Dongeng pilihan Orangtua episode “Cepat Sembuh Pahlawanku” di Spotify. Dengarkan juga episode menarik lainnya!
Oleh: Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.