Kompas TV entertainment lifestyle

Tak Hanya Kolesterol, Trigliserida Tinggi Juga Picu Serangan Jantung, Ini Beda dan Gejalanya

Kompas.tv - 3 Juli 2022, 09:28 WIB
tak-hanya-kolesterol-trigliserida-tinggi-juga-picu-serangan-jantung-ini-beda-dan-gejalanya
Perbedaan kolesterol dan trigliserida tinggi yang memicu penyakit jantung dan stroke berikut gejalanya. (Sumber: Grid.id)
Penulis : Dian Nita | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Imbauan untuk rutin mengecek kolesterol dan tekanan darah sudah umum di dengar, namun ada satu hal lagi yang tak kalah penting yakni cek kadar trigliserida.

Trigliserida adalah salah satu jenis lemak di dalam darah yang dihasilkan oleh organ hati.

Lemak ini besar berasal dari makanan, seperti daging, keju, susu, nasi, minyak goreng, dan mentega.

Melansir laman Ners Unair, Minggu (3/7/2022) setiap lemak yang tidak digunakan tubuh, akan diubah menjadi trigliserida dan disimpan di sel lemak. 

Ketika dibutuhkan, trigliserida akan dilepaskan untuk digunakan sebagai energi. Ketika asupan trigliserida dari makanan melebihi jumlah yang dibutuhkan tubuh, akan terjadi peningkatan kadar trigliserida dalam darah.

Baca Juga: Mitos Atau Fakta, Anak-Anak Tidak Perlu Khawatir Soal Kolesterol? | AYO SEHAT

Trigliserida tinggi juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan bahkan memicu penyakit jantung, stroke dan penebalan pada dinding pembuluh darah.

Meski hampir mirip, kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lemak yang berbeda.

Perbedaan Kolesterol dan Trigliserida

Mengutip Medical News Today, perbedaan kolesterol dan trigliserida terletak pada fungsinya dalam tubuh.

Kolesterol adalah zat lilin yang disebut lipoprotein yang dihasilkan oleh hati.

Kolesterol berfungsi memproduksi hormon, pencernaan makanan, dan generasi vitamin D. 

Seorang profesor di University of Wisconsin-Madison, Benjamin Wedro MD, mengatakan trigliserida menyimpan kalori yang tidak terpakai dan menyediakan energi bagi tubuh.

Baca Juga: Hati-Hati, Ini 7 Makanan Penyebab Kolesterol Tinggi yang Sering Dikonsumsi

Kolesterol digunakan oleh tubuh untuk membangun sel dan hormon tertentu. Karena trigliserida dan kolesterol tidak dapat larut dalam darah, mereka beredar ke seluruh tubuh dengan bantuan protein yang mengangkut lipid (lipoprotein).

Jika lemak yang menumpuk diubah menjadi trigliserida, kolesterol tinggi akan menempel di dinding pembuluh darah sehingga bisa mengalami penyumbatan.

American Heart Association pun menganjurkan orang-orang yang berusia di atas 20 tahun untuk menjalani tes secara rutin untuk memantau kadar kolesterol dan trigliserida.

Berdasarkan cek darah, kadar trigliserida bisa dikatakan normal apabila kurang dari 150 mg/dL. 

Kadar trigliserida tinggi apabila berada di angka 200 sampai 499 mg/dL, sementara kadar trigliserida sangat tinggi apabila mencapai 500 mg/dL atau lebih.

Adapun kadar kolesterol normal untuk orang dewasa adalah 199 mg/dL atau lebih rendah.

Baca Juga: Cara Rebus Daun Salam untuk Turunkan Kolesterol Tinggi, Perhatikan Takaran Airnya

Sementara batas aman kadar kolesterol apabila berada di batas: 200–239 mg/dL. Namun apabila sudah diangka lebih dari 240 mg/dL artinya, kadar kolesterol tinggi.


Gejala Trigliserida Tinggi

Berikut gejala kadar trigliserida tinggi yang harus diwaspadai.

1. Xanthoma

Ini merupakan kondisi kelainan kulit yang ditandai dengan adanya endapan lemak di bawah kulit selebar 7,5 cm dan bahkan lebih. 

Endapan lemak bisa berbentuk apa saja dan mungkin berwarna kuning atau oranye yang umum terjadi pada persendian seperti siku dan lutut, tangan, pergelangan kaki, punggung, dan pantat. 

Baca Juga: Berbahaya! Jangan Coba-Coba Mengonsumsi Obat Kolesterol Eceran dari Warung | AYO SEHAT (2)

2. Pankreatitis

Gejala trigliserida tinggi lainnya yakni pankreatitis akut yaitu nyeri perut yang tiba-tiba parah, mual, muntah, demam, detak jantung cepat, pernapasan cepat 

3. Nyeri hati 

Gejala trigliserida tinggi lainnya yang mungkin dialami adalah pembengkakan dan nyeri di hati atau limpa.

Selain itu, trigliserida yang sangat tinggi dapat menyebabkan pemblokiran suplai darah ke jantung atau otak yang menyebabkan nyeri dada. 

Sementara itu,  minimnya pasokan darah ke otak dapat menyebabkan mati rasa, pusing, kebingungan, penglihatan kabur, atau sakit kepala parah. 




Sumber : unair.ac.id, medical news today, kompas.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x