Penelitian lain menyebutkan, hampir separuh orang yang mengaku bahagia adalah mereka yang masuk dalam kategori aktif beragama. Hal ini mungkin terjadi karena agama dianggap bisa membantu mengurangi perasaan kesepian atau sedih pada seseorang.
Misalnya, seseorang yang memiliki konflik dengan sekitarnya akan menjaga jarak, bahkan putus hubungan sosial. Di sini peran Tuhan dianggap sebagai faktor penyeimbang bagi hubungan komunikasi yang tidak dimiliki orang tersebut.
Menurut peneliti, adanya hubungan antara manusia yang dekat dengan Tuhan, dapat membuat seseorang lebih peka dalam mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Juga, mengurangi stres dan memberikan motivasi hidup.
International Scholarly Research Notices menyebutkan, keyakinan dan praktik keagamaan/spiritual biasanya digunakan oleh pasien medis dan psikiatris untuk mengatasi penyakit dan perubahan hidup yang penuh tekanan.
Sejumlah besar penelitian lainnya menunjukkan bahwa orang yang lebih mengimani agamanya memiliki kesehatan mental yang lebih baik dan lebih cepat beradaptasi dengan masalah kesehatan. Jika dibandingkan dengan mereka yang kurang memercayai atau mengenal agama.
Manfaat yang mungkin dirasakan untuk kesehatan mental dan kesejahteraan ini memengaruhi kesehatan fisik, risiko terhadap penyakit, dan memengaruhi respons terhadap pengobatan. Mereka yang beragama memiliki rasa kontrol internal yang kuat. Ini kemungkinan karena saat berdoa dan meminta bimbingan Tuhan, mereka merasakan kendali atas situasi mereka sendiri, yang membantu mereka mengatasi depresi dan kecemasan.
Orang yang menghadiri acara keagamaan setidaknya sekali seminggu, berpotensi mempunyai sistem kekebalan yang lebih kuat. Penelitian dari Duke University Medical Center menemukan bahwa partisipan yang memiliki nilai spiritual yang tinggi memiliki interleukin-6 setengah kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak menghadiri acara keagamaan. Interleukin-6 merupakan protein inflmasi dengan sistem kekebalan yang berkaitan dengan kanker tertentu, seperti penyakit autoimun.
Menjadi religius tentu merupakan pilihan tiap individu. Namun, kewajiban manusia untuk saling mengasihi dan menghormati sesama manusia dan makhluk hidup lain merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan.
Perbedaan agama sudah sepatutnya tidak diperdebatkan lagi karena hanya akan menimbulkan permasalahan kehidupan kebangsaan semakin jauh dari rasa persatuan dan kesatuan.
Simak cerita Daniel Wibowo dan Shesa Uli saat membahas kejadian yang membuat mereka jadi orang religius, melalui siniar Momen Satu Kali dengan tajuk “Mendadak Religius” yang bisa diakses melalui tautan berikut https://dik.si/MSK4Religius dan juga bisa diakses melalui kanal Youtube https://dik.si/MSK4ReligiusYT.
Bagi Anda yang ingin berbagi cerita pengalaman sekali seumur hidup yang unik, dan susah dilupakan bisa langsung ceritakan momen Anda di bit.ly/momen1kali. (Alifia Riski Monika & Brigitta Valencia Bellion)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.