JAKARTA, KOMPAS.TV - Hampir semua perempuan pasti pernah mengalami body shaming. Perlakuan itu pun tak jarang dilakukan oleh orang-orang terdekat, seperti keluarga hingga teman.
Para pelaku pun cenderung tak mengetahui kalau body shaming dapat memberikan dampak yang signifikan untuk korbannya. Kebanyakan, mereka akan kehilangan kepercayaan diri hingga yang paling parah adalah terganggunya kesehatan fisik dan mental.
Bahkan, penelitian yang dilakukan oleh Vogel memaparkan bahwa korban-korban body shaming justru cenderung lebih susah untuk mengembalikan berat badan ideal. Hal ini terjadi karena mereka menerima tekanan dari orang-orang sekitar yang sangat berpengaruh pada kesehatan mental.
Salah satu orang yang pernah mengalami body shaming adalah Nina Firdaus. Dalam siniar Semua Bisa Cantik, ia bahkan mengaku bahwa dulu pernah dirundung karena wajahnya yang berjerawat, kulitnya yang hitam, dan tubuhnya yang kurus.
Meskipun semua itu terjadi pada masa lampau, nyatanya semua kejadian masih membekas di ingatannya hingga saat ini. "Dulu aku kurus banget dan kulit aku gelap. Pas aku mikir, kan wajar ya Kak, namanya juga masih kecil," tambahnya.
Perempuan berusia 23 tahun ini pun juga pernah mengalami body shaming dari orang yang tak dikenal. Saat itu, ia dibanding-bandingkan dengan ibunya karena memiliki warna kulit yang berbeda. Bahkan, ia diskeptiskan sebagai anak kandung ibunya.
Dari situ, akhirnya sang ibu pun mulai mengajak Nina untuk merawat diri. Menurutnya, dengan melakukan itu, artinya kita peduli terhadap diri sendiri. Justru, dengan orang-orang berkata demikian, ia menjadi sadar.
"Aku sudah terlalu nyaman sama diri sendiri, tapi aku lupa sama diri sendiri. Misalnya, pas aku jerawatan. Adanya orang yang ngomong gitu, menjadikan itu sebagai pengingat buat aku sendiri," ungkap Freelance Photographer ini.
Meskipun sekarang penampilannya sudah jauh lebih baik, Nina masih kerap mengalami body shaming. Ia mengaku bahwa banyak pelaku body shaming yang belum teredukasi. Oleh karena itu, mereka dengan mudah menganggap hal tersebut sebagai candaan atau basa-basi.
Sering kali, saat sudah lama tak bertemu dengan kerabat, pasti yang dilontarkan adalah pertanyaan, seperti "Ih, kok gendutan, ya?" "Makin banyak jerawatnya, ya?" "Makin hitam, ya?". Padahal, mereka tak pernah tahu masalah apa yang telah dilalui oleh korbannya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.