Kasandra menegaskan, menonton konten boneka arwah tidak serta-merta membuat anak memiliki gangguan psikotik dengan mengembangkan delusi.
Hal ini karena gangguan psikotik ini terjadi akibat faktor genetik, pola asuh, tekanan, dan trauma.
Oleh karena itu, peran orang tua dalam mengawasi tontonan anak sangat penting. Mengingat, media sosial saat ini sangat terbuka dengan berbagai konten, termasuk konten boneka arwah.
Soal mengapa seseorang memutuskan untuk mengadopsi boneka arwah, Kasandra membeberkan alasannya.
Menurutnya, orang dewasa mengadopsi spirit doll karena kebutuhan sosialnya tidak terpenuhi. Kebutuhan sosial ini dapat berupa kebutuhan untuk memelihara atau merawat orang lain.
Di sisi lain, perasaan kesepian atau tidak memiliki teman juga bisa menjadi faktor lain. Seseorang kemudian menggunakan boneka arwah ini untuk mengatasi rasa kesepiannya.
Baca Juga: Rahasia di Balik Spirit Doll dan Kenapa Sekarang Begitu Digandrungi?
Bagi pasangan yang belum memiliki momongan, Kasandra berpendapat bahwa mengadopsi spirit doll mungkin juga dilakukan untuk menggantikan anak.
“Selain itu untuk hiburan, konten, marketing, untuk memperoleh kekayaan dan kemasyhuran, atau memang ada gangguan seperti Anatoly Moskvin (sejarawan yang membuat mayat gadis menjadi boneka)," imbuh Kasandra.
Kasandra kembali menegaskan, wajar apabila seseorang mengadopsi atau bermain dengan boneka arwah.
“Selama pemilik sadar bahwa benda itu hanya boneka dan tidak dapat menggantikan sosok anak atau teman," pungkasnya.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.