JAKARTA, KOMPAS.TV - Bagi sebagian warga dunia, tiap 31 Oktober tengah diperingati sebagi hari Halloween.
Tradisi Halloween dikenal sebagai perayaan pada malam Hari Raya Semua Orang Kudus di Kekristenan Barat.
Namun, tidak banyak yang tahu, tradisi Halloween atau All Hallows Eve adalah salah satu yang tertua di dunia.
Beberapa abad yang lalu ada ritual kuno yang menandai transisi dari musim panas ke musim dingin.
Ritual tersebut berfokus antara yang hidup dan yang mati, apa yang terjadi dengan orang-orang yang meninggal dan ke mana mereka pergi.
Melansir World History, tradisi Halloween di Barat sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu melalui festival Samhain (diucapkan `Soo-when', `So-ween' atau `Saw-wen'), yakni festival Tahun Baru Celtic.
Baca Juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Jatuhnya Pesawat Lion Air JT-610, 189 Orang Meninggal Dunia
"Jejak paling awal (Halloween) adalah festival Celtic, Samhain, yang merupakan Tahun Baru Celtic. Itu adalah hari kematian, dan mereka percaya jiwa orang yang meninggal akan datang," ujar Peter Tokofsky, asisten profesor di departemen cerita rakyat dan mitologi di UCLA mengutip Albany.edu.
Orang-orang Celtic percaya bahwa tabir antara dunia orang hidup dan yang mati akan menipis pada 31 Oktober.
Sehingga, orang-orang mati bisa kembali dan berjalan, seperti yang mereka lakukan sebelumnya di dunia.
Ini juga menandai akhir musim panas yang berarti awal musim dingin yang saat itu identik dengan susahnya bertahan hidup.
Pada abad 43 masehi, Roma menaklukkan hampir seluruh wilayah Celtic dan mendudukinya selama 400 tahun.
Roma juga memiliki festival untuk orang-orang mati yakni Feralia yang sedikit demi sedikit digabungkan dengan festival samhain.
Pada tahun 835, Paus Gregorius IV ingin mengganti festival Samhain ke Hari Semua Orang Kudus.
Perayaan tersebut mengawali peringatan trihari Masa Para Kudus (Allhallowtide) suatu periode dalam tahun liturgi yang didedikasikan untuk mengenang orang yang telah meninggal dunia.
Pada akhir abad ke-12 Hari Halloween menjadi hari raya wajib di seluruh Eropa dan mencakup berbagai tradisi.
Dimulai dari membunyikan lonceng gereja di api penyucian hingga para juru siar yang mengenakan pakaian serba hitam untuk berpawai di jalan-jalan.
Mereka membunyikan sebuah bel dengan suara memilukan dan menyerukan kepada semua umat Kristen untuk mengenang jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal.
Baca Juga: Kostum Halloween Bertema 'Squid Game' Paling Banyak Dicari, Kamu Tertarik yang Mana?
Perayaan Halloween datang ke Amerika Serikat ketika imigran Eropa termasuk Irlandia yang mulai berbondong-bondong datang.
Mereka membawa beragam kebiasaan Halloween di tempat asal. Dengan menggabungkan tradisi Irlandia dan Inggris, orang Amerika memulai tradisi "trick or treat".
Namun, ada pula yang berpendapat bahwa souling, yaitu kebiasaan membuat dan berbagi kue jiwa bagi semua yang telah dibaptis merupakan asal mula "trick or treat".
Sumber : World History, Albany.edu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.