Usai menamatkan SLTA-nya pada 2010 lalu, Deden Noy terpaksa bekerja sebagai pemulung dengan mencari sampah bekas untuk kemudian dijual.
“Di daerah saya tak bisa mencari nafkah mengandalkan keahlian bermain drum,” kata Deden Noy sembari tertawa.
Singkat cerita, pada 2016, Deden mengaku penjualan sampah hasil memulungnya sangat murah.
Akhirnya, demi bisa bertahan hidup, Deden Noy banting setir menjadi pemain organ tunggal panggilan di pesta pernikahan. Ia bahkan membeli organ mainan seharga Rp100 ribu untuk latihan.
"Saya belajar organ tunggal dari organ mainan harga Rp100.000. Dari sana saya bisa main organ tunggal di pesta pernikahan sebagai pedapatan keluarga saya," jelas Deden.
Baca Juga: BTS Gagal Menang Grammy Awards 2021, Diduga karena Bias Rasial
Sayangnya, pandemi Covid-19 yang menghantam Indonesia juga turut berdampak pada pekerjaan Deden Noy karena pemain organ tunggal tak lagi dibutuhkan. Terlebih, saat pemerintah memberlakukan sejumlah aturan ketat soal pesta pernikahan untuk mencegah penularan virus corona.
“Job organ tunggal sepi, pendapatan rumah tangga sempat tersendat,” katanya.
Tak bisa bermain organ tunggal tak membuat Deden Noy patah semangat. Untuk menghidupi keluarganya, kini Deden Noy membuka usaha servis ponsel, berjualan pulsa, dan jual beli ponsel.
“Saat ini saya bertahan hidup dari pulsa, servis HP,” ungkap Deden Noy.
Baca Juga: M.I.A, Lagu Kolaborasi Afgan dan Jackson GOT7 Akan Segera Rilis
Saat ada waktu senggang, Deden Noy bermain drum yang dibuatnya dari barang-barang bekas, lalu diunggah di kanal YouTubenya. Berkat videonya bermain drum, nama Deden Noy semakin dikenal publik.
“Saya menyukai drum, makanya konten YouTube saya semuanya tentang main drum,” pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.