Kemudian setelah itu orang-orang datang dan bertanya tentang apa yang terjadi kepadanya. Menurutnya, ini adalah hal yang berat untuk ia jelaskan pada semua orang.
“Kadang-kadang gue nyaman untuk cerita apa yang terjadi, kadang-kadang gue ngga nyaman. Tapi kadang-kadang gue ingin memberikan penjelasan ke orang supaya orang tidak bertanya-tanya terus. Gue juga ngga tahu apa yang tepat buat gue, karena gue pengennya orang tahu apa yang tepat buat gue. Tapi itu ngga bisa juga, karena gue juga ngerti, orang ngga ngerti apa yang gue lalui,” ujarnya.
Lebih lanjut, BCL juga mengatakan, orang yang sedang berduka jangan diminta untuk kuat. Karena pada saat seperti itu, sesungguhnya tidak ada orang yang kuat untuk menghadapi kenyataan orang yang dicintai sudah tiada.
Untuk mengungkapkan rasa dukacita pada teman atau kerabat yang baru kehilangan orang terdekat memang sulit, karena mereka sedang rapuh pada saat itu.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk meringankan beban orang yang sedang berduka?
“Just be there! Ada (orang disekeliling) saja sudah cukup,” ujar BCL.
Menurut BCL, kehadiran orang-orang yang mendukungnya di saat-saat sulit sudah cukup baginya ketika sedang berduka kehilangan Ashraf.
Baca Juga: Kisah BCL Bersama Ashraf Sinclair, Perubahan Pandangan Hidup hingga Detik-Detik Kepergian Suaminya
“Kalau mau nangis, biarin saja nangis. Jangan disuruh berhenti nangis. Kalau dia mau diam, biarin saja diam,” katanya.
Namun ucapan-ucapan kecil seperti mengingatkan orang yang berduka untuk makan dan untuk melakukan hal-hal mendasar lainnya juga penting dilakukan.
BCL mengaku, dia beserta keluarganya dan keluarga Ashraf, tidak pernah membahas tentang penyebab kematian Ashraf. Karena menurutnya, jika penyebab kematiannya dibahas, akan menimbulkan duka dan rasa bersalah pada dirinya sendiri.
Menurut BCL, hal yang terpenting untuk dilakukan saat ini adalah untuk memikirkan apa yang harus dia lakukan selanjutnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.