LONDON, KOMPAS.TV – Sir David Attenborough (94) adalah seorang penjelajah dunia, menemukan daratan terpencil yang sangat jauh dan spesies eksotis bagi pemirsa televisi sejak tahun 1950an. Pandemi Covid-19 boleh saja membuatnya terkurung di dalam rumah selama hampir sepanjang tahun 2020, namun itu tidak membuat pembawa acara legendaris ini menghentikan pekerjaannya membuat dunia segera bertindak atas perubahan iklim yang terjadi.
Attenborough merekam salah satu sulih suaranya yang khas – hangat, tenang dan penuh daya tarik – untuk serial film dokumenter terbaru BBC dan Discovery, ‘A Perfect Planet’, yang akan dirilis pada awal Januari mendatang.
Terkurung di dalam rumah, rupanya tidak memutuskan hubungan Attenborough terhadap alam.
“Saya menyaksikan dunia berlalu dalam dunia alami di taman saya dengan kesinambungan dan intensitas yang sebelumnya tidak pernah saya berikan,” ujar Attenborough.
Ia hanya pergi meninggalkan rumah selama dua kali untuk pergi ke dokter gigi.
Baca Juga: “Docs by The Sea”, Tempat Kumpulnya Pembuat Dokumenter
Merekam sulih suara untuk ‘A Perfect Planet’ membuat Attenborough harus mendekor ulang ruang makan di rumahnya di London bagian barat.
Selimut tebal digantung di sepanjang dinding untuk meredam setiap gema. Dipandu Produser Eksekutif Alastair Fothergill dari jarak jauh sekitar 100 mil di Bristol, Attenborough juga membuat pengaturan teknis yang memungkinnya melihat rekaman tersebut.
Kabel mikrofon disambungkan keluar melalui jendela, sehingga seorang anggota kru dapat merekam suara Attenborough dari taman.
“Karena sekarang musim dingin, kami membuat sebuah gubuk untuknya. Tapi di musim panas, ia duduk di luar di tengah hujan dan mendengarkan sulih suara saya dan merekamnya,” kisah Attenborough tentang kru audio yang merekam sulih suaranya.
Baca Juga: Mengenal Boccia Melalui Film Dokumenter
Ini bukan satu-satunya prestasi jarak jauh yang berhasil dilakukan dalam serial tersebut.
Soundtrack musik – yang mengiringi setiap adegan mulai dari ribuan flamingo yang bersarang di danau-danau asin yang tidak bersahabat di Afrika Tengah hingga migrasi kepiting merah dari hutan di Pulau Christmas ke Samudera Hindia – juga direkam dari jarak jauh.
“Komposer kami, Ilan Ishkeri, bekerja sama dengan sebuah orkestra di Islandia karena Islandia tidak terlalu menerapkan lockdown, karena hanya ada sedikit sekali kasus Covid-19. Sesungguhnya ia mengarahkan dan memimpin orkestra itu dari Inggris,” terang Fothergill.
“Ini sungguh menantang. Tapi saya pikir, produk akhirnya benar-benar memenuhi standar yang sangat tinggi yang kami tetapkan sendiri.”
Baca Juga: Selandia Baru Secara Simbolis Mengumumkan Darurat Iklim
Premis dari serial ini adalah perayaan tentang mengapa Bumi merupakan lingkungan yang begitu ideal bagi banyak spesies berbeda untuk hidup dan berdampingan. Direkam di 31 negara, dibutuhkan waktu selama 4 tahun dan 6 letusan gunung berapi untuk mengumpulkan rekaman dari jarak dekat yang mencakup penyu sungai tengah bertelur di pasir Amazon, beruang coklat memancing salmon di Rusia dan owa-owa berayun di hutan tropis Asia Tenggara.
Episode yang berbeda menyajikan peran penting yang dimainkan oleh matahari, samudera, gunung berapi, cuaca, dan tentu saja, manusia.
Baca Juga: Paus Fransiskus Dukung Homoseksual dalam Film Dokumenter Francesco
Semua yang dilakukan Attenborough bertujuan untuk menyoroti krisis iklim dan apa yang bisa dilakukan manusia, dan apa yang seharusnya mereka hentikan untuk membantu menyelamatkan ekosistem yang rapuh ini.
Semula, Attenborough kecewa lantaran Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ditunda hingga tahun depan. Namun, presenter dan aktivis lingkungan ini berharap, ‘A Perfect Planet’ akan memberi tekanan pada pertemuan tersebut.
“Sungguh sangat penting untuk memberikan solusi. Kita perlu memberi tahu mereka tentang apa yang bisa mereka lakukan untuk memutarbalik keadaan,” kata Fothergill, yang telah berkolaborasi dengan Attenborough sejak lama.
Tentang bagaimana alam telah membaik selama pandemi, Attenborough menyadari harga mahal yang harus dibayar manusia: “Ribuan orang meninggal. Jangan mengecilkan ini. Ini harus membuat kita semua, yang selamat, untuk menenangkan diri dan melihat bahwa kita bisa bertindak bersama,” katanya. “Kita bisa memikirkan solusi, analisa, dan menerapkannya secara internasional.”
Baca Juga: Di Balik Pembuatan Buku Doctors Go Wild yang Diadaptasi dari Dokumenter TV
Ini sebuah pesan yang diyakini Attenborough tengah didengarkan orang-orang.
“Jika umat manusia ingin bertahan hidup tanpa bencana besar, sekaranglah saat yang tepat untuk melakukannya.”
Di usianya yang sudah senja, Attenborough mengungkapkan keberuntungannya bisa menceritakan kisah tentang bumi.
“Sungguh bahagia bisa merasa bahwa saya masih kompeten melakukan ini. Saya sungguh beruntung,” kata Attenborough pada Associated Press.
Saat ditanya rahasia umur panjangnya, Attenborough terdiam sejenak, lalu menjawab, “Well…,” seraya mendekat ke arah layar. Lalu, sambil tertawa, ia berujar, “Tidak, tidak ada rahasia umur panjang.”
‘A Perfect Planet’ akan dirilis pada layanan saluran baru Discovery+ pada 4 Januari dan dirilis di BBC One di Inggris dan BBC Earth Kanada pada 3 Januari.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.