Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Perputaran Uang Ramadan-Idulfitri 2025 Diproyeksi Lebih Rendah dari 2024, Ini Sederet Penyebabnya

Kompas.tv - 30 Maret 2025, 06:15 WIB
perputaran-uang-ramadan-idulfitri-2025-diproyeksi-lebih-rendah-dari-2024-ini-sederet-penyebabnya
Center of Economic and Law Studies (Celios) memproyeksi perputaran uang di momen Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 2025, akan melemah dibandingkan dengan tahun lalu. (Sumber: ANTARA)
Penulis : Dina Karina | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Center of Economic and Law Studies (Celios) memproyeksi perputaran uang di momen Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 2025, akan melemah dibandingkan dengan tahun lalu.

Direktur Ekonomi Celios Nailul Huda mengatakan, tambahan Jumlah Uang yang Beredar (JUB) dalam artian sempit (M1) di momen Ramadan dan Idulftri 2025, akan melemah sebesar -16,5 persen, dibandingkan momen yang sama di tahun 2024. 

"Tambahan uang beredar hanya di angka Rp114,37 triliun. Sedangkan tahun 2024, tambahan uang beredar ketika momen Ramadan dan Hari Raya Idulfitri mencapai Rp136,97 triliun," kata Huda dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.tv, Jumat (28/3).

Ia memaparkan sejumlah faktor yang menyebabkan hal tersebut. Mulai dari masifnya pemutusan hubungan kerja (PHK) di dua bulan awal tahun 2025. 

Baca Juga: Sambut Libur Lebaran KCIC Sediakan Fasilitas Ramah Anak di Stasiun Whoosh, Termasuk Playground

Data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat ada 18.610 orang yang terkena PHK dari Januari hingga Februari 2025.

Jumlah tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama di tahun 2024. 

Bahkan, jika mengacu data KSPI, sudah ada 60.000 buruh di PHK dari 50 perusahaan. 

Kondisi PHK yang masif membuat kinerja konsumsi melemah, dengan salah satu indikatornya adalah Indeks Keyakinan Konsumen.

Pada Januari 2025, terjadi penurunan IKK hingga 0,4 persen (month-to-month) dibandingkan IKK Desember 2024. Situasinya cukup anomali.

Baca Juga: Ditangkap, Preman yang Mengaku Jadi Ormas dan Minta THR ke Tukang Cukur Minta Maaf

"Jika kita mengacu pada periode 2022 hingga 2024, biasanya terjadi kenaikan IKK di bulan Januari karena ada optimisme konsumen di awal tahun. Kondisi keyakinan konsumen melemah juga terjadi di bulan Februari 2025," ujar Huda. 

Data lainnya juga menunjukkan hal yang serupa dimana ada penurunan angka IPR (Indeks Penjualan Riil) pada Januari 2025. 

Pada Desember 2024, angka IPR sebesar 222 poin dan angka IPR turun menjadi 211,5 di Januari 2025. 

"Jika kita tengok pergerakan di Desember 2023 ke Januari 2024 masih bergerak positif. Artinya, konsumen yang tidak yakin akan perekonomian tahun 2025, mendorong penjualan eceran kita juga turun," terangnya. 

Baca Juga: Lebaran Idulfitri 31 Maret 2025-Prabowo Siap Bantu Pemulihan Gempa Myanmar & Thailand [TOP 3 NEWS]

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x