Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Punya Bisnis Bank Emas, Laba Pegadaian Diproyeksi Naik 13 Persen Tahun 2025

Kompas.tv - 1 Maret 2025, 11:47 WIB
punya-bisnis-bank-emas-laba-pegadaian-diproyeksi-naik-13-persen-tahun-2025
Layanan bank emas Pegadaian dan BSI yang meliputi tabungan emas, jasa titip fisik emas, cicilan emas, hingga deposito emas, diperkirakan bisa menyumbang Rp245 triliun ke Produk Domestik Bruto (PDB). (Sumber: Pegadaian)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Utama Pegadaian Damar Latri Setiawan mengatakan, bank emas menjadi sumber pertumbuhan baru bagi Pegadaian.

“Dengan potensi peningkatan laba sebesar 13 persen di 2025 dengan total gold deposit balance (saldo deposito emas) sebesar 12 ton,” kata Damar dalam keterangan resminya, Jumat (28/2/2025).

Ia mengungkap, setelah bank emas Pegadaian diluncurkan pada 26 Februari lalu, kini saldo emas dari produk tersebut telah mencapai 400 kilogram.

Peningkatan itu didukung dengan adanya fitur produk deposito emas yang dapat diakses melalui aplikasi Pegadaian Digital.

Baca Juga: Bank Emas Pegadaian dan BSI Bisa Sumbang Rp245 T ke PDB, Ini Penjelasan Bos BRI

Sementara itu, total kelolaan bisnis emas Pegadaian pada 2024, yang meliputi gadai emas, cicil emas dan tabungan emas, telah mencapai 90 ton.

Sedangkan realisasi penjualan emas perseroan dalam bentuk cicil emas dan tabungan emas mencapai 9 ton, atau naik sebesar 35 persen dibandingkan realisasi pada 2023.

“Pegadaian telah resmi mengantongi izin kegiatan usaha bulion dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 23 Desember 2024, sehingga menjadikan perseroan sebagai bank emas pertama di Indonesia,” ujarnya.

Dengan surat izin tersebut, ia mengatakan bahwa perseroan dapat melakukan kegiatan usaha bulion berupa deposito emas, pinjaman modal kerja emas, jasa titipan emas korporasi, maupun perdagangan emas.

Baca Juga: RI Punya 2 Bank Emas, Prabowo Sebut Bisa Ciptakan 1,8 Juta Pekerjaan dan Tingkatkan PDB Rp245 T

Izin tersebut keluar lantaran OJK menilai Pegadaian memiliki infrastruktur yang mumpuni menjadi lembaga penyaluran emas.

Mulai dari penyimpanan agunan gadai yang 90 persen berupa emas, ruang penyimpanan emas dengan standar internasional terbesar di Indonesia, hingga tersedianya beragam produk emas.

Damar menyampaikan bahwa pihaknya optimistis kehadiran bank emas juga dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Ini juga menjadi tonggak sejarah baru di mana Pegadaian berperan dalam mendukung Astacita, untuk kemajuan ekonomi Indonesia melalui hilirisasi untuk meningkatkan daya saing di dalam negeri,” ucapnya.

Baca Juga: Mengenal Layanan Cicil Emas, Tabungan Emas, Titip Emas, dan Deposito Emas Pegadaian

Keberadaan bank emas di Indonesia diproyeksi bisa menyumbang Rp245 triliun ke Produk Domestik Bruto (PDB).

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, setidaknya terdapat dua alasan yang saling berhubungan mengapa layanan bank emas bisa menambah ratusan triliun ke PDB. 

Pertama, melalui bank emas, pemerintah ingin mengundang masyarakat karena saat ini ada 1.800 ton emas yang dimiliki masyarakat dan berada di luar sistem keuangan formal. 

Selanjutnya, emas tersebut bisa dimonetisasi agar menjadi bagian dari likuiditas pembangunan.

Baca Juga: Tak Ingin Kehilangan Pasar RI, Apple Bayar Utang Investasi, Bangun Pabrik AirTag dan R&D Center

"Maka kemudian, laju pertumbuhan ekonomi, laju pembangunan ekonomi bisa dipacu dengan adanya tambahan likuiditas pembangunan yang berasal dari monetisasi emas," kata Sunarso.

Kedua, melalui bank emas, Indonesia bisa memanfaatkan cadangan emas tersebut untuk diproduksi menjadi produk turunan. 

Sehingga, emas hasil produksi bisa mendapatkan nilai tambah di dalam negeri.

Dalam kaitan tersebut, Indonesia juga tidak perlu lagi mengimpor bahan baku emas dalam volume besar. Sebab hal tersebut sudah bisa dipenuhi di dalam negeri melalui cadangan emas yang disimpan dalam bank emas.

“Itu yang diperkirakan akan mampu menyerap tambahan 1,8 juta tenaga kerja baru, kemudian akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari sisi nominal sekitar Rp245 triliun menyumbang kepada PDB,” katanya.

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber :

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x