JAKARTA, KOMPAS.TV - Kerja sama antara PT Freeport Indonesia (PTFI) dengan PT Aneka Tambang (Antam) resmi dilakukan, ditandai dengan penjualan emas hasil produksi Freeport ke Antam, sebanyak 125 kg.
Penjualan itu tertuang dalam kontrak kerja sama selama lima tahun dengan nilai total mencapai 12,5 miliar dolar AS.
Penjualan emas ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian jual beli logam emas antara Freeport dan Antam yang telah disepakati pada awal November lalu.
Melalui kerja sama ini, Antam diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku logam mulia, khususnya emas batangan.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Signifikan, Tembus Rp1.708.000 per Gram
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, Freeport memiliki fasilitas pemurnian dengan kapasitas produksi mencapai 50 ton emas per tahun, di mana Antam akan menyerap hingga 30 ton emas.
"Kerja sama ini memberikan manfaat besar bagi perekonomian nasional. Hilirisasi adalah opsi yang tidak bisa ditawar," kata Erick dalam keterangan resminya di Jakarta pada Jumat (21/2/2025).
Ia menyampaikan, kerja sama ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menugaskan Kabinet Merah Putih untuk menjalankan program strategis seperti swasembada energi dan hilirisasi sumber daya alam.
Erick menyebut, hilirisasi sektor pertambangan, terutama emas, akan memperkuat posisi Indonesia di pasar global, serta memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga: Presiden Prabowo akan Resmikan Bank Emas Pertama di Indonesia pada 26 Februari 2025
"Cadangan emas kita itu nomor enam terbesar di dunia sekitar 2.600 metrik ton, tapi untuk cadangan emas batangan, kita berada di peringkat 43 dunia," ungkap Erick.
Dengan adanya kerja sama ini, Indonesia tidak perlu lagi mengirimkan bahan mentah ke luar negeri.
Lantaran semua proses pemurnian dapat dilakukan di dalam negeri, yang akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional.
Inisiatif tersebut juga mampu menghemat cadangan devisa hingga ratusan triliun dalam lima tahun.
Baca Juga: OJK Cabut Izin Usaha Bidang Asuransi Jiwa PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
Direktur Utama Antam, Nico Kanter menambahkan, emas dari Freeport Indonesia akan diolah di pabrik pengolahan dan pemurnian milik Antam untuk diproses menjadi produk logam mulia Antam.
Menurut Nico, kerja sama ini akan mengoptimalkan produksi emas logam mulia Antam, terutama di tengah tingginya permintaan pasar.
Dengan kepastian pasokan bahan baku emas dalam negeri, diharapkan harga emas tetap stabil dan masyarakat dapat memperoleh produk logam mulia Antam dengan lebih mudah.
"Dengan adanya kepastian sourcing bahan baku emas dalam negeri di tengah momentum rekor tertinggi, harga emas akan memberikan kepastian kepada masyarakat mengenai ketersediaan produk logam mulia Antam," tuturnya.
Baca Juga: Bisnis Emas dan Tabungan Haji Beri Kontribusi Besar ke BSI, Dirut: Hanya Dimiliki oleh Bank Syariah
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menambahkan, insiden yang terjadi di salah satu fasilitas kompleks Smelter PTFI tidak menghambat komitmen perusahaan dalam menjalankan hilirisasi pertambangan.
Ia mengatakan, pembangunan Pabrik Pemurnian dan Pengolahan (PMR) telah rampung, dan kini PTFI berhasil memproduksi emas murni sebagai bukti keseriusan dalam hilirisasi.
“Sebagai perusahaan yang memiliki pengolahan dan pemurnian terintegrasi dalam negeri mulai hulu hingga hilir, PTFI telah mewujudkan hilirisasi tembaga dan saat ini hilirisasi emas. Dalam waktu dekat akan menyusul hilirisasi perak,” kata Tony.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.