Ia menuturkan, sebagian besar visi dari Asta Cita ini berkaitan erat dengan tugas dan kewenangan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, terutama dalam melanjutkan agenda hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
Upaya ini menjadi landasan bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.
“Bagaimana kita mau mengarahkan pemanfaatan terhadap sumber daya alam sehingga memberikan added value yang jauh lebih besar, untuk pencapaian penambahan revenue negara dan juga untuk kita bisa menggenjot pertumbuhan negara,” ujarnya.
Baca Juga: Prabowo Minta Swasembada Pangan Maju ke 2027, Indonesia Setop Impor Beras Mulai 2025
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, lanjutnya, telah menyusun peta jalan hilirisasi untuk 28 komoditas strategis di delapan sektor utama.
Peta jalan ini menawarkan potensi investasi senilai USD 618,1 miliar yang diperkirakan mampu menciptakan lapangan kerja untuk lebih dari 3 juta orang, serta meningkatkan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga USD 235,9 miliar.
Todotua juga mengungkapkan, pihaknya telah menetapkan sembilan program quick wins untuk mendorong investasi dan mendukung hilirisasi.
Program ini mencakup optimalisasi insentif fiskal seperti tax holiday, integrasi sistem digital antar-kementerian, dan pengembangan kawasan investasi strategis.
Baca Juga: UMP 2025 DKI Jakarta akan Diumumkan setelah Pilkada Serentak 2024
Selain itu, Kementerian juga berfokus pada penyelesaian hambatan investasi, termasuk mengatasi permasalahan pada lima perusahaan dengan nilai total Rp556 triliun.
Program ini diharapkan dapat memberikan kepastian berusaha dan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi global.