Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Lestari Summit 2024: Bappenas Sebut Suhu Panas Menurunkan Produktivitas Kerja

Kompas.tv - 21 Agustus 2024, 23:30 WIB
lestari-summit-2024-bappenas-sebut-suhu-panas-menurunkan-produktivitas-kerja
Pemimpin Redaksi National Geographic Indonesia Didi Kaspi Kasim, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas/PPN Vivi Yulaswati, Head of Leadership Development and Scholarship Tanoto Fundation Michael Susanto,Deputy Team Leader Renewable Energy Skill Development (RESD) Dian Elvira Rosa dalam acara Lestari Summit 2024 di Jakarta, Rabu (21/8/2024). (Sumber: KG Media )
Penulis : Dina Karina | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengungkapkan suhu panas ekstrem menyebabkan penurunan produktivitas pekerja di seluruh dunia. 

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas/PPN Vivi Yulaswati mengatakan, berdasarkan perhitungan yang dibuat Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), India dan Indonesia adalah negara di kelompok G20 yang produktivitas kerjanya turun paling banyak akibat suhu panas.

Dia mengatakan pada 1995, India kehilangan 4,2 persen jam kerja karena suhu panas. Jumlah itu diproyeksi naik jadi 5,2 persen pada 2030.

Sedangkan Indonesia kehilangan 2 persen jam kerja pada 1995 karena hal yang sama dan diproyeksi naik jadi 2,6 persen pada 2030. 

ILO juga menghitung sejak tahun 2000, total 23 juta tahun masa kerja telah hilang akibat bencana alam. 

Baca Juga: Lestari Summit 2024: Neutura Hadapi Kendala Pendanaan untuk Kembangkan Biochar

“Dampak dari triple planetary crisis berdasarkan hitungan ILO, adalah hilangnya jam kerja akibat stres dari panas yang berlebihan. Kalau kita do nothing (tidak melakukan apa-apa), suhu panas ini mengurangi produktivitas kita,” kata Vivi dalam diskusi yang dipandu Pemimpin Redaksi National Geographic Indonesia Didi Kaspi Kasim dalam acara Lestari Summit 2024 di Jakarta, Rabu (21/8/2024). 

“Indonesia itu kan rentan bencana alam, 23 juta tahun masa kerja telah hilang akibat bencana. Kalau ditambah lagi karena panas, produktivitas kita berkurang. So we have to change (Jadi kita harus berubah),” tambahnya. 

Vivi yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pelaksana Program Sustainability Development Goals (SDGs) Indonesia menjelaskan, triple planetary crisis adalah tiga krisis pembangunan yang dialami planet bumi.

Ketiga krisis itu mencakup perubahan iklim, polusi dan kerusakan lingkungan, serta hilangnya keanekaragaman hayati.

Tiga masalah itu akan membuat bumi menjadi planet yang tidak layak ditinggali di masa depan, jika tidak diselesaikan. 

Vivi menyebut, tiga masalah itu disebabkan kegiatan ekonomi manusia, di mana sumber energi yang menjadi penggerak kegiatan ekonomi. Sehingga sumber energinyalah yang harus diubah jadi lebih bersih, agar menjadi solusi dari tiga masalah tadi.

Baca Juga: Cerita Komunitas Seni Tani Manfaatkan Lahan Kosong jadi Kebun Sayur Komunal di Lestari Summit 2024

Ia melanjutkan, investasi pada energi baru terbarukan serta di bidang ekonomi hijau lainnya, pada akhirnya menciptakan green jobs yang saat ini mulai menjadi tren.

Merujuk ILO, Vivi menerangkan green jobs atau pekerjaan hijau adalah pekerjaan layak yang berkontribusi untuk melestarikan atau memulihkan lingkungan.

Sedangkan menurut United Nation of Environmental Programme (UNEP), green jobs adalah posisi di bidang pertanian, manufaktur, riset dan pengembangan (R&D), administrasi, dan kegiatan jasa yang bertujuan secara substansial melestarikan atau memulihkan kualitas lingkungan.  

Kemudian menurut Office for National Statistics (ONS), green jobs adalah pekerjaan yang bergerak di bidang ekonomi yang terlibat dalam produksi barang dan jasa untuk tujuan perlindungan lingkungan, serta yang terlibat dalam pelestarian dan pemeliharaan sumber daya alam.

“Menurut ILO, green jobs adalah pekerjaan yang memiliki satu atau lebih dari kriteria meningkatkan efisiensi konsumsi energi dan bahan baku, membatasi emisi gas rumah kaca, menerapkan proses produksi ramah lingkungan, mengurangi sampah dan limbah, melindungi dan merestorasi ekosistem, serta mendukung adaptasi terhadap dampak perubahan iklim,” tutur Vivi. 

Baca Juga: KG Media Gelar Acara Akbar Lestari Summit 2024 Bahas SDGs dan Ekonomi Berkelanjutan

Lestari Summit 2024 adalah forum yang diselenggarakan oleh KG Media sebagai wadah bagi para pemimpin dan praktisi sustainability (keberlanjutan) untuk bertukar pikiran dan menginspirasi satu sama lain serta membuka kesempatan kolaborasi untuk pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia.

Acara ini diorganisir oleh empat media besar di bawah naungan KG Media yaitu Kompas.com, KompasTV, Kontan, dan National Geographic Indonesia.

Lestari Summit 2024 mengusung tema “Fostering Sustainability Through Inclusive Local Practice and Policy Making”.

Dalam Lestari Summit 2024 juga akan digelar malam penghargaan Lestari Awards, untuk mengapresiasi para pelaku industri yang telah berjuang keras untuk memberikan manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat serta pencapaian SDGs di Indonesia.

KG Media berkolaborasi dengan mitra seperti BRI, Astra, PLN, dan Pertamina untuk mendukung kesuksesan Lestari Summit 2024.


 




Sumber : KOMPAS TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x