JAKARTA, KOMPAS.TV - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengingatkan agar pemerintah tidak hanya fokus dalam menstabilkan nilai tukar rupiah. Tapi juga memperkuat industri manufaktur.
Salah satunya dengan mempermudah masuknya barang impor ke Indonesia, yang akan digunakan untuk keperluan ekspor.
"Rupiah kuat itu biar apa sih, kan biar devisa masuk. Nah bagaimana kita mendorong industri manufaktur untuk bisa ekspor agar menghasilkan devisa," ujar Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasjid saat diwawancarai Pemimpin Redaksi Kompas TV, Rosiana Silalahi, dalam program Rosi, Kamis malam (27/6/2024).
Guna mendorong ekspor, Arsjad menilai, pemerintah harus memberi kemudahan kepada industri manufaktur.
Baca Juga: Pemerintah Lepas 30 Kontainer karena Relaksasi Impor, Masih ada 26.000 Kontainer Antre di Pelabuhan
"Contoh, ada barang masuk ke Indonesia kalau memang itu untuk re-ekspor lagi, mestinya dimudahkan, mestinya bea (masuk) nya di-nolkan kalau bisa," ujarnya.
Ia menuturkan, Kadin Indonesia terus berkomunikasi secara intensif dengan pemerintah untuk memudahkan bahan baku impor masuk ke tanah air.
Presiden Direktur Indika Energy itu menilai, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini terhadap dolar Amerika lebih disebabkan faktor eksternal.
Yaitu karena sentiment pasar terhadap sikap Bank Sentral AS atau The Fed yang memberi sinyal akan menahan bunga acuan tinggi lebih lama.
Hal itu membuat investor lebih tertarik memarkir uangnya dalam bentuk dolar AS.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.