"Ini sama dengan konser musik, dengan event olahraga lainnya, enggak mungkin jauh dengan yang saya sebut tadi. Betapa sangat beratnya menjadi penyelenggara event di Indonesia. Padahal, event di Indonesia setiap tahun sebelum pandemi kurang lebih 4.000 event. Sekarang 3.700 event," ujarnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan, banyak negara yang berebut ingin menyelenggarakan acara-acara tingkat dunia karena berpotensi membawa keuntungan yang sangat besar bagi negaranya.
Salah satu contohnya adalah penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar, yang dapat membangkitkan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.
Di mana sebelumnya pada 2021 pertumbuhan ekonomi Qatar hanya 1,5 persen, melejit menjadi 4,3 persen pada saat penyelenggaraan.
Baca Juga: Prabowo Sepakat Program Makan Bergizi Gratis Dilakukan Bertahap, Tahun Depan Anggarannya Rp71 T
"Qatar berani mengeluarkan uang untuk event itu 220 billion US dolar, itu kalau dirupiahkan Rp3.600 triliun, di atas APBN kita setahun," sebutnya.
Menurut Presiden, Qatar berani mengeluarkan uang sebanyak itu karena keuntungan yang diperoleh negara dari penyelenggaraan acara piala dunia akan jauh lebih besar.
"Kenapa dia berani mengeluarkan itu, uang sebanyak itu? Ya karena pasti return-nya lebih besar dari ini, keuntungannya pasti lebih besar dari ini. Saat pembukaan jumlah yang menonton 60.000 orang yang datang ke sana. Tetapi, yang menonton lewat TV lebih dari tiga juta orang, itu sudah keuntungan promosi sebuah negara," terangnya.
Indonesia, kata Jokowi, telah sukses menyelenggarakan beberapa acara pertemuan internasional seperti pertemuan World Water Forum yang dihadiri lebih dari 50.000 peserta, serta pertemuan tahunan Bank Dunia dan IMF yang dihadiri lebih dari 30.000 delegasi.
Baca Juga: Masuk Tahap Pengaspalan, Bandara IKN Bisa Didarati Pesawat Narrow Body pada 1 Agustus
Indonesia juga sukses menyelenggarakan pertemuan penting G20 yang dihadiri sedikitnya 21.000 delegasi.
Acara pertemuan internasional itu selain meningkatkan posisi Indonesia di mata dunia, kata Presiden, juga memberikan keuntungan secara ekonomi.
"Setiap peserta itu spending-nya, belanjanya kurang lebih Rp30 juta per orang, tinggal dikalikan saja totalnya menjadi berapa ratus miliar rupiah atau berapa triliun rupiah" ujarnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.