Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Sederet Temuan BPK soal Indofarma: Utang Pinjol Rp1,26 M hingga Praktik Bisnis Tak Sesuai Ketentuan

Kompas.tv - 20 Juni 2024, 13:42 WIB
sederet-temuan-bpk-soal-indofarma-utang-pinjol-rp1-26-m-hingga-praktik-bisnis-tak-sesuai-ketentuan
Karyawan bekerja di pabrik obat milik PT Indofarma Tbk (INAF) di Kawasan Industri Cibitung, Jawa Barat. (Sumber: Antara)
Penulis : Dina Karina | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - PT Bio Farma (Persero) mengungkapkan anak usaha PT Indofarma Tbk.,PT Indofarma Global Medika, terjerat utang pinjaman sebesar Rp1,26 miliar. Pinjaman itu diduga digunakan bukan untuk kepentingan perusahaan. 

Kepada DPR, Dirut Bio Farma Shadiq Akasya menyatakan data tersebut berdasarkan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Pinjaman melalui fintech sebesar Rp1,26 miliar," kata Shadiq dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di gedung parlemen di Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Dirut Bio Farma juga melaporkan sederet temuan BPK lainnya. Laporan hasil pemeriksaan BPK itu telah diserahkan kepada Kejaksaan Agung.

Baca Juga: Indofarma Buka Suara soal Kabar Belum Bayar THR dan Gaji Karyawan

Temuan BPK soal Indofarma: 

1. Transaksi Business Unit Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terdapat indikasi kerugian Indofarma Global Medika sebesar Rp157,3 miliar.

2. Indikasi kerugian di Indofarma Global Medika atas penempatan dan pencairan deposito beserta bunga senilai kurang lebih Rp35 miliar atas nama pribadi pada Kopnus.

3. Indikasi kerugian Indofarma Global Medika atas penggadaian deposito beserta bunga sebesar Rp38 miliar pada Bank Oke.

4. Indikasi kerugian Indofarma Global Medika sebesar Rp18 miliar atas pengembalian uang muka dari MMU tidak masuk ke rekening Indofarma Global Medika.

5. Indikasi pengeluaran dana dan pembebanan biaya tanpa dasar transaksi yang berindikasi kerugian Indofarma Global Medika sekitar Rp24 miliar.

Baca Juga: Politisi hingga Relawan TKN Prabowo-Gibran Jabat Komisaris BUMN, Politik Balas Budi?

6. Kerja sama distribusi alat kesehatan (alkes) TeleCTG dengan PT ZTI tanpa perencanaan memadai dan berindikasi merugikan Indofarma Global Medika sebesar Rp4,50 miliar atas pembayaran melebihi nilai invoice dan berpotensi merugikan Indofarma Global Medika sebesar Rp10,43 miliar atas stok TeleCTG yang tidak dapat terjual.

7. Usaha masker tanpa perencanaan yang memadai berindikasi fraud (penipuan). Berindikasi kerugian sebesar Rp2,67 miliar atas penurunan nilai persediaan masker serta berpotensi kerugian senilai Rp60,24 miliar atas piutang macet PT Promedik dan senilai Rp13,11 miliar atas sisa persediaan masker.

8. Pembelian dan penjualan Rapid Test Panbio Indofarma Global Medika tanpa perencanaan yang memadai berindikasi fraud dan berpotensi kerugian sebesar Rp56,70 miliar atas piutang macet PT Promedik.

9. Indofarma melaksanakan pembelian dan penjualan PCR Kit Covid-19 Tahun 2020/2021 tanpa perencanaan memadai berindikasi fraud serta berpotensi kerugian senilai Rp5,98 miliar atas piutang macet PT Promedik dan senilai Rp9,17 miliar atas tidak terjualnya PCR Kit Covid-19 yang kedaluwarsa.

Baca Juga: Tak Hanya Bansos, Keluarga Pelaku Judi Online Bisa Dapat Pendampingan dan Rehabilitasi

Shadiq menjelaskan, Bio Farma sebagai holding BUMN farmasi kini fokus pada Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan membantu dalam hal project financing guna membantu operasional Indofarma.

"Proses Indofarma itu sekarang memang sedang PKPU, jadi kami mengikuti dulu prosesnya dengan PKPU. Beberapa kondisi kami juga sudah membantu dalam hal project financing kepada Indofarma," ujarnya. 

"Jadi sejak pertengahan tahun lalu ada beberapa proyek yang sifatnya adalah one shot kita biayai dari Bio Farma kemudian nanti hasil keuntungannya bisa diberikan untuk operasional daripada Indofarma sendiri," tambahnya. 

Ke depannya, Bio Farma selaku induk holding BUMN Farmasi akan mempertimbangkan seandainya ada beberapa proyek yang bisa dibiayai.

Beberapa proyek tersebut, lanjut Shadiq, bisa didapatkan dari Kementerian Kesehatan atau perusahaan-perusahaan lainnya.


 




Sumber : Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x