“Saya kira dalam jangka 30 tahun minimal itu bisa menahan rob yang terjadi,” ucap Jokowi dalam keterangan resminya.
Menurut Jokowi, proyek dengan investasi Rp386 miliar ini juga mencakup penataan kampung nelayan. Hingga kini, proyek tersebut pengerjaannya telah mencapai 85 persen dan diperkirakan selesai Agustus 2024.
"Ini nanti kalau memang baik, penataan kampung nelayannya baik, nanti akan bisa direplikasi, dikopi untuk daerah-daerah lain. Paling enggak ada contoh dulu," tuturnya.
Terpisah, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Harya Muldianto, menjelaskan bahwa proyek ini melibatkan pembangunan tanggul laut dan dua kolam retensi dengan luas total sekitar 20 hektare untuk mengurangi risiko banjir.
Tidak hanya itu, tambah Harya, proyek ini juga mencakup pembangunan dua rumah pompa.
Baca Juga: Masuk Ancol 22 Juni Cukup Bayar Rp150.000, Bebas Main ke Atlantis, Sea World hingga Dufan
"Juga ada pembangunan rumah pompa dua unit juga. Rumah pompa masing-masing kapasitas pompanya 3x500 liter per detik. Semua itu kita bangun dalam rangka mengantisipasi risiko banjir rob," jelas dia.
Proyek ini juga strategis karena berlokasi di kawasan pemukiman nelayan yang sering terganggu aktivitasnya akibat banjir dan rob. Oleh karena itu, proyek ini menjadi langkah besar dalam mengamankan dan mendukung aktivitas nelayan di Tambak Lorok.
"Apabila terjadi rob ataupun banjir, kegiatan nelayan akan terganggu sehingga di daerah Tambak Lorok ini dilakukan penanganan," ujarnya.
Sebagai informasi, proyek pengendalian banjir dan rob serta penataan kampung nelayan di Tambak Lorok sendiri dilaksanakan dalam dua tahap.
Tahap pertama tahun 2016-2017 untuk mengamankan area parkir kapal, tahap kedua tahun 2022-2024 ini untuk mengamankan area pemukiman, fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang ada di sekitar Tambak Lorok.
Sumber : Kompas TV, Kemenhub
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.