Hanung menjelaskan, selama perbaikan jalan akan dipasang rambu-rambu informasi bagi masyarakat tentang perbaikan jalan dan mengimbau warga agar dapat berkendara dengan hati-hati.
"Jangan ngebut, apalagi saat hujan. Jalannya kan tertutup air, kami tidak tahu bawahnya itu ada lubang atau tidak. Tidak hanya jalan provinsi, jalan nasional, bahkan jalan kabupaten/kota pun juga seperti itu," imbaunya.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali memperpanjang masa operasi modifikasi cuaca hingga 27 Maret 2024 untuk mengurangi intensitas hujan sebagai pemicu banjir yang melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, perpanjangan kali ketiga masa operasi ini dilakukan merujuk kondisi iklim dan cuaca wilayah Jateng yang masih berpotensi diselimuti awan penghujan hingga akhir bulan Maret.
Baca Juga: Dibuka Hari Ini! Berikut Cara, Syarat, dan Ketentuan Mudik Gratis KAI
Bahkan, pertumbuhan awan penghujan itu berada pada kategori tinggi lebih dari 70 persen yang akan melanda hampir seluruh wilayah Jawa Tengah, tak terkecuali Kabupaten Demak dan Kudus.
“Harapannya bisa mengurangi intensitas hujan dan mempercepat penanganan banjir Jawa Tengah terkhusus nya Demak-Kudus,” kata dia beberapa waktu lalu.
Menurut Abdul, operasi modifikasi cuaca ini adalah salah satu upaya strategis untuk mengatasi banjir yang hingga kini masih mengenangi Demak dan Kudus.
Pasalnya, jika curah hujan berhasil dikendalikan maka pengerjaan penguatan tanggul pembatas Sungai Wulan yang jebol bisa lebih cepat. Sehingga banjir tidak kembali melanda Demak, Kudus dan daerah sekitarnya di kemudian hari.
Ada sebanyak enam tanggul Sungai Wulan yang jebol memperparah dampak banjir di Demak dan Kudus, ketinggian muka airnya hingga mencapai 3 meter. Selain banjir cepat meluas ketika diguyur hujan, surutnya pun butuh waktu yang lama.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.