JAKARTA, KOMPAS.TV- Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) Asdo Artriviyanto mengungkap, tarif KRL Jabodetabek akan naik pada tahun ini. Namun, ia belum bisa menyatakan kapan pastinya kenaikan tarif KRL diberlalukan.
Asdo mengatakan, keputusan kenaikan tarif KRL itu akan ditentukan oleh Kementerian Perhubungan.
"Jadi, kami tidak khawatir mau naik ya naik saja, toh kami juga tergantung pemerintah kami kan penugasan. Masalah kenaikan tarif pasti dari kementerian selaku pihak regulator akan mengundang teman-teman. Akan ada kenaikan? ada, tunggu tanggal mainnya," kata Asdo dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/1/2024)
Ia menjelaskan, pihaknya hanyalah pelaksana layanan KRL yang dananya disubsidi dari APBN. Tapi jika pemerintah jadi menaikkan tarif, pihaknya susah siap melaksanakan. Apalagi kenaikan tarif KRL terakhir dilakukan pada 2016.
Baca Juga: Orang Kaya akan Bayar KRL Tanpa Subsidi, Menhub: Sekitar Rp10.000 hingga Rp15.000
"Itu masih di level regulator karena kami kan operator hanya jalankan saja. Kalau sistem, kami ikut dari regulator karena kami PSO, kalau pemerintah menetapkan kebijakan tarif kami secara IT kami akan siapkan dan kami siap untuk melakukan perubahan itu," tuturnya seperti dikutip dari Antara.
"Kami kan terakhir naik di tahun 2016. Sekarang belum ada kenaikan tetapi tunggu tanggal mainnya," tambahnya.
Ia menyebut bahwa biaya operasi KRL seluruhnya ditanggung oleh pemerintah melalui skema public service obligation atau PSO.
"Jadi, KAI Commuter ini mengoperasikan kereta api-kereta api pemerintah melalui penugasan. Jadi, pembiayaannya itu adalah biaya operasi semua baik itu BBM, biaya perawatan, sarana prasarana termasuk pembayaran krunya, plus margin 10 persen, itu sistem PSO," ungkap pria yang pernah menjadi Kepala Daop 6 Yogyakarta.
Saat ini, tarif KRL adalah Rp3.000 untuk 25 kilometer pertama dan ditambahkan Rp1.000 untuk perjalanan setiap 10 km berikutnya.
Baca Juga: Pengamat Setuju Tarif KRL Orang Kaya Lebih Mahal: Yang Miskin Dibayarin dengan Subsidi
Adapun selama 2023, sebanyak 331.894.721 penumpang menggunalan KRL di seluruh wilayah operasional KAI Commuter. Menurut Asdo, jumlah tersebut hampir menyamai jumlah penumpang pada 2019 atau sebelum pandemi COVID-19 sebanyak 336.274.343 orang.
"Volume penumpang di tahun 2019 di mana kondisi normal sebanyak 336.274.343 kemudian di tahun 2020, 2021 ada pandemi COVID-19. Kemudian di tahun 2022 aktivitas mulai ada pelonggaran mulai ada peningkatan jumlah, yaitu 242.666.167. Kemudian di tahun 2023 ini hampir menyamai tahun 2019," terangnya.
Adapun rincian jumlah penumpang 331.894.721 orang di 2023 tersebut terdiri atas Commuter Line Jabodetabek 290.890.677 orang, Commuter Line Yogyakarta 6.453.099, dan Commuter Line Merak 3.617.478 orang.
Kemudian Commuter Line Bandung 14.720.252 orang, Commuter Line Prameks 882.046 orang, Commuter Line Surbaya 13.360.638 orang, dan Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta 1.970.531 orang.
KAI Commuter juga mencatat pada 2023, volume transit di Stasiun Manggarai tertinggi mencapai 204.489 orang pada 31 Desember 2023 yang biasanya rata-rata volume transit sebanyak 160.000 orang.
Baca Juga: Naik Whoosh Bisa Parkir di Stasiun Kereta Cepat, Tarifnya Rp5.000 untuk 1 Jam Pertama
Sementara, di Stasiun Tanah Abang tercatat 153.271 orang pada 30 Desember 2023. Adapun, untuk rekor transit tertinggi terjadi pada 1 Januari 2024 di Stasiun Manggarai menyentuh angka 230.867 orang dan di Stasiun Tanah Abang 155.003 orang.
Berikutnya, berdasarkan data pengguna dari Januari-Desember 2023 di stasiun keberangkatan, KAI Commuter mencatat Stasiun Bogor sebagai stasiun keberangkatan tertinggi yakni 15.308.206 orang diikuti Stasiun Tanah Abang dengan 15.087.697 orang.
Sedangkan, untuk stasiun tujuan terbanyak, yakni Stasiun Bogor dengan jumlah 15.533.253 orang dan Stasiun Tanah Abang sebanyak 14.871.253 orang.
KAI Commuter juga melaporkan untuk pengguna di luar Jabodetabek seperti Commuter Line Wilayah 2 Bandung jumlah pengguna 14.720.252 orang mengalami kenaikan 65 persen dibanding 2022.
Baca Juga: Hutama Karya akan Naikkan Tarif 4 Ruas Tol Trans Sumatera Tahun Ini
Kemudian, Commuter Line wilayah 6 Yogyakarta volume pengguna sebesar 7.335.145 orang atau naik 43 persen jika dibanding 2022, yang terdiri atas 6.453.099 orang untuk Commuter Line Yogyakarta dan 882.046 orang untuk pengguna Commuter Line Prameks.
KCIC juga memproyeksikan pengguna Commuter Line di seluruh wilayah operasi KAI Commuter pada 2024 sebesar 359.373.097 orang.
Sumber : Antara, Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.