JAKARTA, KOMPAS.TV- Pemerintah akan memberi insentif kepada sektor properti, guna menumbuhkan ekonomi nasional.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, keputusan terkait insentif itu akan ditetapkan dalam rapat Selasa (24/10/2023) sore.
“Dan pada hari ini akan rapat bagaimana men-trigger perekonomian. Kita akan beri insentif untuk property, perumahan, untuk menjaga momentum ekonomi kita. Mungkin akan segera diputuskan,” kata Jokowi dikutip dari Breaking News Kompas TV.
Jokowi menyebut, insentif itu berupa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah.
Namun Jokowi belum menjelaskan kriteria property yang PPN nya akan ditanggung.
Kemudian pemerintah juga akan membantu uang adiminstrasi sebesar Rp4 juta untuk rumah murah atau perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Jokowi pun menjelaskan mengapa pemerintah memilih sektor properti untuk diberikan insentif.
Baca Juga: Pekan Ini Jokowi Reshuffle Kabinet, Berikut Pos Kementerian yang Akan Diganti
“Properti ini punya buntut banyak sekali. Ada 114 (sektor usaha) yang bisa terangkut industri properti. Semen, batu bata, pasir, kayu, kaca, keramik, semuanya bisa naik, ikut pertumbuhannya dengan property,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Jokowi juga menerangkan, Indonesia saat ini dihadapkan oleh tantangan yang semakin bertambah, karena kondisi dunia saat ini makin tidak jelas.
Mulai dari perubahan iklim hingga perang yang tak berkesudahan, menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan negara-negara lainnya.
“Dunia sekarang ini makin tidak jelas. Tantangan yang kita hadapi juga bukan makin berkurang malah semakin bertambah. Perubahan iklim yang dulu kita anggap sesuatu yang absurd sekarang sudah menjadi kenyataan. Kekeringan akibat super El Nino betul-betul kita rasakan, produksi beras turun hampir di semua negara,” terangnya.
Jokowi menyebut 22 negara mengurangi bahkan menyetop ekspor beras mereka akibat El Nino.
Menurutnya, hal itu tidak pernah diperhitungkan oleh pemerintah Indonesia dan negara lainnya. Tapi akhirnya kini terjadi.
Baca Juga: Bicara di Depan Pengusaha dan Investor, Jokowi Sebut Kondisi Dunia saat Ini Makin Tidak Jelas
Belum lagi pelemahan ekonomi global yang diramalkan akan membaik pasca Covid 2020.
Namun sampai saat ini, ekonomi global masih melemah karena berbagai sebab.
Ditambah lagi kenaikan bunga acuan Amerika Serikat yang membuat investor di pasar keuangan melarikan uang mereka dari negara berkembang, untuk ditempatkan di AS.
“Perang yang satu, Rusia-Ukraina belum jelas kapan selesai. Muncul lagi Hamas-Israel. Peristiwa itu membuat khawatir semua negara. Karena kalau perang meluas ke Lebanon, ke Suriah, ke Iran, itu akan semakin merumitkan masalah ekonomi semua negara karena harga minyak akan naik,” tuturnya.
“Saya cek kemarin (harga minyak) Brent masih USD 89 per barrel. Kalau perang meluas bisa mencapai USD 150 per barrel. Inilah yang harus diwaspadai,” tambahnya.
Presiden menyatakan, semua pihak harus mewaspadai tantangan-tantangan yang ia sebutkan.
Pemerintah pun akan mengerahkan instrumen kebijakan fiskal dan moneter dampaknya tidak terlalu besar bagi perekonomian Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.