Sehingga, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 41 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Surplus terjadi nilai ekspor sebesar 20,76 miliar dollar AS dan nilai impor sebesar 17,34 miliar dollar AS.
Sedangkan selama sembilan bulan terakhir, yakni Januari-September 2023, total surplus neraca perdagangan RI mencapai 27,75 miliar dolar AS.
Adapun tiga negara yang menyumbang surplus perdagangan dengan RI adalah Amerika Serikat sebesar nilai 1,15 miliar dolar AS; India sebesar 1,14 miliar dolar AS; dan Filipina sebesar 763 juta dolar AS.
"Kontribusi surplus terbesar dengan Amerika Serikat mencakup mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya, lemak dan minyak hewan nabati, serta pakaian dan aksesorisnya," ucap Amalia.
Baca Juga: Impor Sepeda, Jam Tangan, Kosmetik, Besi-Baja Kena Tarif Tambahan, Harga akan Jadi Lebih Mahal
Sementara tiga negara yang menyumbang defisit untuk neraca dagang RI adalah Australia sebesar 387 juta dolar AS, Thailand 341 juta dolar AS, dan Brasil 206 juta dolar AS.
Defisit ini artinya, impor barang dari 3 negara itu lebih besar dari ekspor barang RI ke Australia, Thailand, dan Brasil.
"Defisit terdalam yang dialami dengan Australia karena didorong oleh tiga komoditas utama yaitu serealia terutama gandum, bahan bakar mineral, dan bijih logam perak dan abu," tuturnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.