Airlangga menyatakan, konsumsi LPG bersubsidi terus meningkat sehingga jumlah subsidi yang digelontorkan pemerintah pun membengkak. Di sisi lain, konsumsi LPG nonsubsidi menurun.
Ia memperkirakan jumlah subsidi untuk LPG mencapai Rp117 triliun tahun ini.
Airlangga mengaku sudah melaporkan hal tersebut ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Dalam Rapat Internal tadi, Bapak Presiden menanyakan mengenai progres dari jaringan gas dan beban fiskal terhadap LPG. Tadi disampaikan bahwa beban fiskal terus meningkat karena konsumsi LPG dari tahun ke tahun terus meningkat, terutama LPG subsidi,” terangnya.
Baca Juga: Konversi Kompor Listrik Batal, Pemerintah Akan Dorong Program Jaringan Gas
“Di tahun 2022 kemarin mencapai 7,8 juta ton untuk yang subsidi, sedangkan yang non subsidi turun terus, yang kemarin sekitar 580 ribu ton. Nilai subsidi diperkirakan pada tahun ini bisa mencapai Rp117 triliun,” imbuhnya.
Dalam rapat itu, Presiden Jokowi juga meminta untuk menghitung lebih jauh upaya-upaya mendorong lapangan-lapangan yang berpotensi memproduksi LPG atau LPG Mini.
Sehingga dalam hal ini harus ada kebijakan pembelian harga dari Pertamina.
“Beberapa hal ini yang diminta untuk segera difinalisasi,” tandasnya.
Baca Juga: Per 1 Januari 2024 Beli LPG 3 Kg Pakai KTP, ESDM dan Pertamina: Untuk Pendataan, Bukan Pembatasan
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyebut, pipa jargas sepenuhnya buatan dalam negeri. Pasokan pipa jargas bisa dipenuhi oleh produksi perusahaan dalam negeri. Meskipun ada spesifikasi yang harus disesuaikan.
“Tugas saya pipa-pipa yang dipakai dalam jaringan gas (rumah tangga) sepenuhnya buatan dalam negeri,” ucapnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.