JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia disebut-sebut akan bergabung dengan aliansi ekonomi BRICS yang terdiri atas Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan. Menanggapi hal itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid menilai, Indonesia sebenarnya bisa mendorong kerja sama dengan semua pihak tanpa harus memilih untuk beraliansi dengan salah satu kelompok.
“Kita harus menghormati BRICS. Kami menghargai pandangan dan perspektif setiap negara, tetapi kita juga memiliki pandangan sendiri,” kata Arsjad seperti dikutip dari Antara, Selasa (8/8/2023).
Ia mengatakan, selama ini Indonesia memiliki prinsip nonblok sehingga terbuka untuk bekerja sama dengan seluruh pihak. Asalkan tetap memegang prinsip saling menghormati kedaulatan serta kesetaraan dan keuntungan bersama.
Diberitakan Kompas.tv sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo dikabarkan akan mengunjungi Afrika Selatan dalam waktu dekat. Saat ditanya apakah kunjungan itu terkait dengan rencana Indonesia bergabung dengan aliansi ekonomi BRICS ( Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), Jokowi belum memutuskan.
Baca Juga: Mengenal BRICS, Aliansi Ekonomi Tandingan G7 yang Beranggotakan Brasil, Rusia, China, India, Afsel
"Nanti diputuskan," kata Jokowi singkat usai kepada wartawan, di Senayan, Jakarta, Senin (7/8/2023).
BRICS memang akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada 22-24 Agustus di Johannesburg, Afrika Selatan. Grup ekonomi yang dibentuk pada 2006 ini sering disebut sebagai tandingan aliansi ekonomi negara-negara maju G7.
Adapun anggota G7 adalah yang beranggotakan Amerika Serikat, Perancis, Italia, Inggris, Jepang, Kanada, dan Jerman. BRICS pun dikabarkan akan menambah keanggotaan dalam KTT pada akhir Agustus nanti.
Indonesia disebut masuk kandidat potensial sebagai anggota baru BRICS. Selain itu, ada pula Mesir, Iran, Argentina, Kazakhstan, Aljazair, Turki, Thailand, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab yang juga masuk dalam kandidat anggota baru.
Baca Juga: Dijadwalkan Kunjungi Afsel, Jokowi Belum Putuskan Indonesia Gabung BRICS
Di kesempatan yang berbeda, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, pihaknya masih mempersiapkan kunjungan Presiden Jokowi ke Afsel.
"Ya rencananya begitu. Nanti tunggu ya sampai semuanya sudah matang karena kalau persiapan kunjungan kan kita persiapkan dulu. Tidak mudah ya teman-teman untuk mempersiapkan kunjungan, tanggal, aktivitas dan sebagainya," ujar Retno di kompleks Istana Negara, Senin (7/8).
"Jadi, biasanya rencana kunjungan itu baru dapat kita konfirmasikan ke publik kalau semuanya sudah confirm beberapa hari menjelang kunjungan itu sendiri. Jadi kalau sekarang kita masih berkoordinasi terus. Nanti pada saat waktunya pasti kita sampaikan kepada teman-teman," tambahnya.
Retno juga belum memastikan apakah kunjungan itu sekaligus membahas rencana Indonesia masuk BRICS.
"Saya sampaikan saya belum dapat menyampaikan karena komunikasi koordinasi terus sedang dilakukan ya," ucapnya.
Baca Juga: BRICS Rayu Global South dengan Narasi Kekuatan Alternatif, Media Rusia Klaim Indonesia Tertarik
Rencana kunjungan Jokowi ke Afsel ini pernah diungkapkan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, lewat unggahan di Instagram resminya @luhut.padjaitan pada 12 Juli 2023.
Luhut mengunggah fotonya saat berkunjung ke Afsel dan menemui Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
"Pertemuan ini adalah langkah penting dalam mempersiapkan kehadiran Presiden @jokowi pada gelaran KTT BRICS yang akan dilaksanakan minggu ketiga bulan Agustus nanti," tulis Luhut.
"Dalam KTT ini nantinya diharapkan akan terjadi kesepakatan terkait impor sapi dan kedelai yang akan ditandatangani pada saat kunjungan ini," imbuhnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.