"Ini makanya Karawang sama Padalarang baru akhir tahun, karena di Karawang itu kalau kita buka stasiunnya di depannya, tidak ada jalan," ujar Tiko.
Jokowi dikabarkan akan meresmikan KCJB pada 18 Agustus 2023 bersamaan dengan LRT Jabodebek. Tapi kata Tiko, Jokowi akan menjajal kereta cepat pada 1 September 2023. Lalu diresmikannya baru tanggal 6 September 2023, bersama dengan Perdana Menteri China Xi Jin Ping.
Sehingga, meski sudah diresmikan, akses jalan ke stasiun kereta cepat masih ada yang belum selesai. Tiko bahkan menyebut hal iti sebagai kebodohan.
Baca Juga: Jokowi: MRT, LRT, Kereta Cepat Baru Pertama Kali Ada di Indonesia, Kalau Ada Kekurangan Wajar
"Ini stupid juga, kok bisa kelewatan. Stasiun jadi, kereta ada, tapi belum dibikin jalan di depannya. Itu bisa kelewatan juga. Saya bilang ini gimana perencananya, masa jalan enggak ada, baru sekarang mau dibangun," ucap Tiko.
Dalam kasus ini, akses jalan menuju stasiun menjadi titik buta atau blind spot dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Menurutnya, hal itu sebenarnya sering terjadi saat menggarap proyek besar.
Tapi seharusnya bisa diatasi dengan koordinasi tim yang terlibat di dalamnya.
"Nah tim itu, kalau yang sehat saling mengingatkan, ini ada yang kelupaan, ada yang belum. Nah ini penting," lanjutnya.
Ia juga membeberkan, sebenarnya proyek ini hampir mangkrak di 2019, saat pertama kali ia ditugaskan Menteri BUMN Erick Thohir mengawal proyek ini.
Upaya yang dilakukan saat itu adalah dengan negosiasi ulang dengan pihak China mengenai pembiayaan. Lantaran proyek ini dikerjakan olej BUMN Indonesia dan gabungan perusahaan China.
Baca Juga: Mengenal Indonesia Arena, Stadion Indoor Multifungsi yang Buat FIBA Terkagum-kagum
"Saya harus menyelesaikan barang ini yang waktu itu di 2019 nyaris mangkrak. Lalu dipetakan lagi supaya barang ini jalan dan akhirnya beroperasi bagaimana pun caranya," ungkap Tiko.
Kemudian dilakukan juga penanganan konstruksi terowongan yang ambrol. Lokasinya ada di ujung daerah Padalarang
"Tiap kali dibor, ambrol lagi, dibor ambrol lagi. Akhirnya sama China diskusi panjang lebar dan meng-create bor baru. Jadi dia sambil bor, dia bisa sambil ngecor," sambungnya.
Ia mengatakan banyak pihak yang terlibat dalam proyek ini. Ada yang mengurusi pembangunan rel sampai menghitung biaya pembangunan yang membengkak.
"Jadi kita bikin PMO besar dengan berbagai komponennya, ada yang ngurusi mengenai civil works-nya, sarananya, stasiunnya, integrasi teknologinya, negosiasi keuangan dengan China, mengubah Perpres," ujar Tiko.
"Jadi dalam 3,5 tahun, dari kondisi mangkrak sekarang akan beroperasi, dengan berbagai macam tantangan," tandasnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.